LRT Jabodebek adalah buatan anak negeri yang diproduksi PT Inka Madiun serta persinyalannya digarap oleh PT LEN Industri. Walau ketinggian pintu kereta LRT sempat dipersoalkan karena didesain dengan standar tinggi badan rata-rata orang Indonesia yang 160 cm, setidaknya kehadiran LRT tersebut menjadi jawaban dari komitmen pemerintah untuk mengatasi kemacetan dan polusi yang semakin mengkhawatirkan.
Dengan tarif promo Rp5.000 untuk jarak dekat maupun jauh, saya memulai perjalanan dari Stasiun LRT Harjamukti menuju Stasiun Dukuh Atas. Kebersihan dan ketertiban stasiun-stasiun LRT begitu terjaga, begitu pula keberadaan petugas yang sigap membantu penumpang yang membutuhkan informasi.
Perjalanan dari Harjamukti, Cibubur menuju Dukuh Atas di Jakarta Pusat yang berjarak 26 kilometer bisa ditempuh dengan waktu sekitar 40 menit. Waktu tunggu antar kereta atau headway hanya sekitar 3 -- 6 menit sehingga waktu tempuh LRT ini dengan kecepatan 40 kilometer per jam terasa singkat.
Efisiensi dalam hal waktu tempuh dan biaya transportasi dari penggunaan LRT dibandingkan moda transportasi lainnya sangat bertolak belakang. Jauh berbeda jika kita menggunakan pilihan moda kendaraan pribadi yang bisa menempuh perjalanan 1,5 jam lebih lama ditambah ongkos bahan bakar dan tarif tol Jagorawi dan Tol Dalam Kota.
Belum lagi jika memperhitungkan kontribusi gas buang kendaraan. Andaikan saja ada 250 orang warga Cibubur yang biasa menggunakan kendaraan pribadi lalu beralih menggunakan moda transportasi kereta LRT setiap harinya, tentu hal ini sangat memberi dampak positif bagi pengurangan polusi.
Pemerintah sendiri menargetkan 137.000 penumpang per hari bisa terangkut dengan transportasi kereta LRT Jabodebek. Hanya saja target ideal tersebut bisa terpenuhi jika pemerintah juga memberi "keadilan" kepada tarif yang dibebankan kepada penumpang.
Andai tarif LRT dipatok seperti hitung-hitungan Kementerian Perhubungan yakni tarif untuk kilometer pertama Rp5.000,- ditambah per kilometer berikutnya Rp 700,- sehingga tarif untuk jarak terjauh dari Harjamukti ke Dukuh Atas di kisaran Rp21.000 hingga Rp22.000 serta Dukuh Atas ke Jati Mulya, Bekasi di antara Rp23.000-24.000 tentu patut dipertimbangkan kembali.
Masyarakat yang akan menggunakan pilihan transportasi kereta LRT masih mengeluarkan biaya tambahan, misalnya biaya parkir jika menggunakan kendaraan pribadi atau masih mengeluarkan biaya lagi jika hendak menuju stasiun LRT karena belum tersedianya angkutan umum yang terintegrasi.
Seperti saya misalnya, masih harus mengeluarkan biaya Rp25.000 jika menggunakan gocar atau Rp15.000 jika memilih gojek dari kompleks perumahan menuju Stasiun Harjamukti.Â
Saya khawatir animo pengguna kendaraan pribadi untuk beralih ke moda transportasi LRT akan berkurang jika tarif LRT diberlakukan normal usai masa promo.