Bangun pada fajar subuh dengan hati seringan awan,
Mensyukuri hari baru penuh sinar kecintaan
Istirahat di terik siang merenungkan puncak getaran cinta.
Pulang di kala senja dengan syukur penuh di rongga dada.
Kemudian terlena dengan doa bagi yang tercinta dalam sanubari
Dan sebuah nyanyian kesyukuran terpahat di bibir senyuman. (Syukur, Kahlil Gibran)
Perbedaan. Anugerah perbedaan dalam alunan keindahan terasa begitu lekat mengikat anak-anak negeri. Nusantara kaya dan  istimewa karena terlahir dari keberagaman, saling menguatkan menuju singgasana cita-cita bangsa. Negeriku dipenuhi kekayaan alam dan keberagaman yang tiada terkira.Â
Pelan-pelan, rombongan anak muda mulai berbenah diri. Dalam sebuah ruang yang tampak tak begitu rapi, pakaian dan barang bawaan mulai dirapikan. Satu per satu masuk ke dalam tas, satu persatu mulai rapi memenuhi tas. Tidak seperti saat tiba, puluhan anak muda itu mencoba merapikan sendiri beragam barang yang mesti dibawa pulang. Sebagian mulai rapi, tetapi sebagian begitu kesulitan memasukkan beragam barang, apalagi pakaian basah yang harus diselipkan diantara pakaian-pakaian kering. Sebagian ada yang mengerjakan seorang diri, di lain ruang, anak-anak santri sibuk membantu.Â
Pagi itu waktu menunjukkan pukul 10.00. Anak-anak muda usia delapan belas tahunan itu memang terlihat berbeda dengan anak-anak di Pesantren Bismillah, Serang, Banten. Bukan hanya warna kulit yang cenderung putih bersih, tetapi sebagian memang mempunyai kepercayaan yang berbeda. Namun, dibalik segala perbedaan itu, tampak keakraban anak-anak santri dengan pendatang baru, siswa Kolese Kanisius di Pesantren Bismillah.
Namun, dibalik segala perbedaan itu, tampak keakraban anak-anak santri dengan pendatang baru, siswa Kolese Kanisius di Pesantren Bismillah.Â
Miniatur IndonesiaÂ
Gambaran sederhana persahabatan di pesantren Bismillah pagi itu memang begitu haru. Seolah ada perpisahan, seolah ada yang harus ditinggalkan, dan seolah tidak akan ada pertemuan kembali. Namun, cerita tentang perjumpaan di pesantren dalam beragam kegiatan seolah meneguhkan arti persaudaraan. Kegiatan yang dilakukan tiga puluh siswa Kolese Kanisius untuk tinggal bersama santri dan berkolaborasi dalamaneka ragam kegiatan adalah bagian dari kegiatan Ekskursi 2024.Â
Kegiatan ekskursi yang dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober - 1 November 2024 adalah sebuah sarana mempersatukan kiprah anak muda Indonesia tanpa tersekat segala bentuk perbedaan termasuk kepercayaan. Â
Miniatur Indonesia seolah tampak dalam beragam kegiatan yang dilakukan para santri Pesantren Bismillah dengan tiga puluh Kanisian (sebutan siswa Kolese Kanisius). Seolah ikrar para tokoh perjuangan dalam Sumpah Pemuda menggema begitu keras selama tiga hari kegiatan ekskursi 2024. Identifikasi diri sebagai satu bangsa, satu tanah air, dengan satu bahasa menjadi pijakan penting berdirinya bangsa Indonesia. Dalam tiga hari ini begitu nyata tampak menyala dalam dada setiap anak muda.Â
Melalui beragam kegiatan, seperti mengaji, ekskul bersama, makam bersama, belajar bersama, Maulid Diba, Istiqosah, dan bermain beersama, anak-anak muda menghimpun perjumpaan singkat itu menjadi semangat bersama membangun visi untuk negeri.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!