Tetap bertahanÂ
Supriyani mungkin bukan satu-satu guru yang harus berhadapan dengan hukum dan penguasa. Sang Guru harus berhadapan dengan ketidakadilan penghasilan, intoleransi di tengah keberbedaan, kemiskinan moral, dan beragam tuntutan administratif.  Namun, ratapan tak pernah nyata, aksi pun harus selalu ada, guru harus tetap berhadapan dengan begitu banyak realita di dalam keluarga, di dalam masyarakat, dan di sekolah. Karena sejatinya, seorang guru tidak akan mendidik setiap anak menjadi robot, patung atau arca  semata. Â
Kisah-kisah  perjuangan guru memang belum usai. Suara-suara sumbang masih nyaring terdengar. Aturan dan kebijakan  terkadang menghantui antara membela dan menenggelamkan karier semata.  Peluh memenuhi sekujur tubuh, rasa duka tak terelakkan.Â
Bukan hanya bertahan dalam kebutuhan diri dan keluarga, guru-guru di negeri ini terseok-seok mempertahankan kehidupan. Namun, cinta dan pilihan hidup menjadi guru tak menumpulkan kehendak untuk bertahan meski terkadang  sang guru hanya menjadi antagonis sejarah belaka.Â
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H