Suara-suara kecil anak-anak muda masih terdengar lirih. Diberbagai ragam media, mereka mencoba meriakkan kebobrokan dan kegundahan nasib pendidikan negeri ini. Tidak hanya berkaca dari kasus yang mendera perguruan-perguruan tinggi, kasus-kasus teridakjujuran, manipulasi penelitian, perundungan  yang masih saja terjadi dan tak terselesaikan, anak-anak muda mencoba untuk menemukan setitik cahaya bermartabat dunia pendidikan kita. Â
Tidak hanya terhenti di tengah hentakan industri teknologi, solusi-solusi pasti untuk kembali menghidupkan pendidikan yang berakhlak mulia perlu diberikan apresiasi.
Beruntung, masih begitu banyak anak-anak muda yang peduli dengan situasi gelap dunia pendidikan. Pernyataan menggelitik seputar identitas perguruan tinggi dan begitu banyak prosedur yang membelenggu, seolah membuat runyam dunia intelektual kita. Ketika anak-anak muda kita sanggup berbicara dan mengutarakan daya nalar, pikiran, dan hasil analisis dalam beragam tulisan, paling tidak langkah awal telah memacu dunia akal sehat untuk hidup kembali. Tidak hanya terhenti di tengah hentakan industri teknologi, solusi-solusi pasti untuk kembali menghidupkan pendidikan yang berakhlak mulia perlu diberikan apresiasi.Â
Itulah peran sekolah dalam dunia penuh distraksi, terus melibatkan anak muda dalam permasalahan kritis bangsa, sekaligus merangkulnya menjadi generasi emas yang layak dihormati. Apakah tetua-tetua bangsa ini rela memberikan harapan di pundak penerus bangsa? Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H