Altotting. Siang hari tidak begitu terasa panas, bahkan cenderung dingin menguasai perjalanan hari ini. Kapel Rahmat nan memesona, di luar kapel pun begitu memesona. Sejenak menikmati suasana di luar kapel dengan pohon berdaun kuning, coklat, hijau, yang mulai merontokkan diri.Â
Keindahan Kota Altotting ternyata tidak sebatas Kapel Rahmat yang begitu terkenal. Meski rasanya enggan untuk meninggalkan Kapel kecil yang begitu memesona itu, langkah kaki pun harus dimulai kembali. Tampak di depan kapel, kios-kios kecil mulai dibangun pertanda toko-toko yang menyediakan pernak-pernik Natal mulai disiapkan, perayaan natal segera tiba. Masyarakat Kota Alttoting kembali mempersiapkan Natal. Â Sayang, kami belum bisa menikmati berbagai pernak-pernih yang disediakan di kios-kios tersebut. Namun, beberapa toko souvenir di sepanjang perjalanan kami pulang pada akhirnya juga menyita keinginan untuk menemukan souvenir khas Altotting. Kami pun asyik berburu souvenir khas Kota Altotting.Â
Begitulah, kami sejenak menikmati Kota nan indah seluas 23 km2 yang dihuni  hampir 13 ribu jiwa ini.  Bukan hanya menikmati sebuah peziarahan, tetapi juga keindahan, beragam souvenir, tetapi juga makanan. Udara bersih, sejuk dengan bangunan-bangunan klasik begitu kental dengan nuansa desa begitu memanjakan pandangan kami di hari itu, apalagi patung-patung nan artistik pun begitu banyak ditemui.Â
Sebuah bangunan menjulan tinggi tampak kokoh di antara bangunan-bangunan lainnya. Meski tampak sepi, beberapa pengunjung keluar dari samping sebuah pintu kayu yang unik dan kuno. Ya, bangunan yang begitu megah itu adalah Basilika St. Anna.Â
Basilika St. Anna, Altotting memang terletak tidak jauh dari Kapel Rahmat. Bangunan gereja yang telah berdiri sejak awal abad ke-20 ini adalah gereja terbesar di Altotting.Â
Udara bersih, sejuk dengan bangunan-bangunan klasik begitu kental dengan nuansa desa begitu memanjakan pandangan kami di hari itu, apalagi patung-patung nan artistik pun begitu banyak ditemui.
Menurut beberapa sumber informasi, bangunan ini sebenarnya telah ada sejak tahun 808, sempat hancur karena perang, kemudian dibangun kembali pada abad 13,  pada akhirnya  mengalami renovasi yang terus-menerus dan diberkati pada tahun 1913. Pada tahun 1913, Paus Pius X mengangkatnya ke peringkat basilika kepausan.Â
Bangunan karya arsitek Johannes Schott yang megah bergaya Neo-barok ini dapat menampung hingga delapan ribu orang dengan tatanan kursi dan interior lain yang sebagian besar terbuat dari kayu. Kubah setinggi 60 dibangun sejak awal abad ke-17, sedangkan  altar utama tampah begitu indah terlihat dari pintu gereja. Untuk melengkapi altar utama, di samping kanan dan kiri terdapat dua belas altar.Â
Di dalam gereja ini juga terdapat sebuah musik organ setinggi 15 meter dengan dua galeri tampak megah, Â yang disebut Die Marienorgen. Organ yang dibuat oleh perusahaan pembuat organ Augsburg, Kuhlen tersebut telah ada sejak tahun 1916 yang diberikan oleh biara Kapusin. Organ kedua leih kecil, disebut die Chororgel. Kedua organ tersebut masih sering diperdengarkan pada saat ibadan dan masih terpelihara dengan baik hingga saat ini.
Setiap tahun, ribuan peziarah memanfaatkan desa yang telah berusia tua ini untuk memperdalam jejak rohani, bahkan tercatat ada delapan Paus yang pernah berkunjung ke sini, mulai dari Paus Pius X hingga Paus Benedictus XVI.
Seperti halnya Kapel Rahmat, Basilika ini juga begitu menarik peziarah untuk dikunjungi. Lewat perjalanan spiritual dalam suasana historis, para peziarah memperdalam pengalaman-pengalaman batin melalui jejak historis di Kota Altotting. Setiap tahun, ribuan peziarah memanfaatkan desa yang telah berusia tua ini untuk memperdalam jejak rohani, bahkan tercatat ada delapan Paus yang pernah berkunjung ke sini, mulai dari Paus Pius X hingga Paus Benedictus XVI.Â
Kota Alttoting tidak hanya menjadi tempat para peziarah untuk berdoa, meneguhkan pengalaman rohani, tetapi sekaligus menjadi sarana menggali pengalaman sejarah peradaban sebuah bangsa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H