Wina. Hawa dingin terasa menusuk, melenyapkan keinginan untuk bertahan lama di alun-alun sebuah katedral. Pintu Katedral St. Stephen terbuka, satu per satu pengunjung mulai memasuki pintu gereja tua.Â
Katedral St. Stephan terletak di Stephanplatz, jantung Kota Wina, Austria. Katedral ini dibangun tahun 1137 dan selesai tahun 1160. Tidak hanya menjadi sebuah ikon penting Kota Wina, tetapi sekaligus melengkapi keindahan tata bangun sebuah kota. Apalagi peristiwa penting sejarah Austria tidak bisa dilepaskan dari keberadaan bangunan ini.Â
Tepat berdiri di tengah-tengah keramaian Kota Wina membuat bangunan gereja 107 x 70 meter ini tetap menjadi bangunan yang begitu indah untuk dinikmati. Menara tinggi menjulang 136, 7 meter, membuat katedral ini seolah melindungi dan mencengkeram kuat bangunan-bangunan di sekitarnya. Atap Katedral di sisi selatan dengan genteng keramik warna-warni membentuk mozaik burung elang berkepala dua sebagai lambang dinasti Habsburg. Di atap sisi utara sebuah mozaik yang  menggambarkan dua ekor burung elang adalah lambang Kota Vienna dan Republik Austria.Â
Katedral ini menjadi serpihan perjalanan panjang jejak-jejak rohani dan keagamaan yang paling penting di Wina, Austria.  Bukan hanya menjadi tempat untuk beribadat umat Katolik di Wina, tetapi gereja ini juga menjadi tempat peristirahatan terakhir tokoh-tokoh penting Austria, misalnya, makam Pangeran Eugene dari Savoy, Frederick III - Kaisar Romawi Suci, Johannes Cuspinian (sejarawan, ilmuwan, dan diplomat), Elisabeth dari Austria (Ratu Perancis – istri Charles IX dari Perancis), Jan van Hoogstraten (pelukis),  dan Christoph Anton Migazzi, Johann Rudolf Kutschker, Joseph Othmar Rauscher (uskup Wina).
Di bawah altar gereja adalah sebuah  ruang pemakaman  72 orang anggota dinasti Habsburg, salah satu dinasti paling terkenal dalam sejarah Austria dan Eropa.
Menara tinggi menjulang 136, 7 meter, membuat katedral ini seolah melindungi dan mencengkeram kuat bangunan-bangunan di sekitarnya.
Bangunan kokoh yang masih tetap bertahan dari beragam peristiwa bersejarah yang terjadi di Wina seolah membuktikan begitu kentalnya aspek sosial, religius dan budaya terpelihara. Meski interior di dalam katedral telah berulang kali berubah, tetapi sudut-sudut bangunan tetap dipertahankan sebagai sarana ibadah dan wisata rohani kelas dunia. Maka, mengunjungi Kota Wina rasanya belum lengkap jika belum menginjakkan kaki di Katedral Stephen.Â
Katedral ini terdiri dari bagian gereja utama dan beberapa kapel.  Di bagian utama gereja, interior sangat kaya dengan simbol-simbol Katolik; dasar marmer gereja itu menggambarkan  empat Penginjil dan  relung cekungan menggambarkan dua belas rasul, Kristus dan St Stephan. Beberapa kapel di Katedral St. Stephen sengaja dibangun untuk melengkapi gereja utama dengan fungsi tertentu, misalnya, Kapel St. Katharina adalah kapel baptisterium yang terletak di dasar menara selatan. Kolam pembaptisan tersebut selesai dibangun pada tahun 1481.
Kapel St. Barbara yang terletak di dasar menara utara, digunakan untuk meditasi dan doa. Kapel St. Eligius terletak di sudut tenggara, dan Kapel St Bartolomeus digunakan sebagai tempat berdoa. Selain sebagai tempat berdoa, Kapel Salib, di bagian timur laut juga sebagai tempat  pemakaman Pangeran Eugene dari Savoy, sedangkan Kapel St. Valentinus yang terletak di atas Kapel Salib juga menyimpan ratusan peninggalan milik Stephansdom. Di Kapel Valentinus ini juga tersimpan tulang-tulang St. Valentinus yang dipindahkan sekitar satu abad yang lalu.
Katedral ini pun menjadi tempat penting berbagai peristiwa, misalnya pernikahan bangsawan: Louis II dari Hongaria dan Mary dari Austria (1515); Ferdinand I, Kaisar Romawi Suci dan Anne dari Bohemia dan Hongaria (1515); dan pemakaman banyak tokoh penting dalam sejarah Austria dan Eropa, misalnya pemakaman Antonio Vivaldi (1741); Pemakaman anggota keluarga Habsburg (Franz Joseph I dari Austria, 1916) dan pemakaman mantan Presiden Austria (Thomas Klestil, 2004; Kurt Waldheim, 2007 ).
Apalagi keanggunan interior perpaduan detail ornamen dan dekorasi khas bergaya Romanesque, Gotik, dan Barok semakin melengkapi dengan cahaya lampu yang tidak begitu terang seolah kembali menjadi pertanda waktu untuk mendekatkan diri di hadapan-Nya.Â
Setiap kali memasuki Katedral, suasana hening tercipta begitu kuat. Apalagi keanggunan interior perpaduan detail ornamen dan dekorasi khas bergaya Romanesque, Gotik, dan Barok semakin melengkapi dengan cahaya lampu yang tidak begitu terang seolah kembali menjadi pertanda waktu untuk mendekatkan diri di hadapan-Nya.Â
Keheningan di dalam katedral memang begitu kontradiktif dengan suasana di luar katedral yang begitu riuh dan ramai. Begitu banyak toko souvenir, restoran, toko makanan, supemarket, minimarket dan hotel di seputar katedral. Apalagi menjelang Natal, kios-kios kecil dibangun dan menyediakan beragam pernak-pernik Natal.Â
Katedral St. Stephen tidak hanya menjadi sebuah bangunan sarat sejarah religi umat Katolik di Wina, tetapi menjadi pusat kehidupan sosial dan rohani masyarakat Wina.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H