Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Jerat Bisnis Lahan Parkir

8 Desember 2023   21:25 Diperbarui: 8 Desember 2023   21:35 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika terminal mulai disesaki penumpang, lahan parkir pun menguasai sekitar terminal. Pusat keramaian selalu saja memunculkan bisnis parkir yang dikuasai perusahaan, organisasi masyarakat, atau perorangan. Karena setiap menguasai lahan berarti menikmati percikan kemewahan.

Pusat keramaian selalu saja memunculkan bisnis parkir yang dikuasai perusahaan, organisasi masyarakat, atau perorangan. Karena setiap menguasai lahan berarti menikmati percikan kemewahan.

Lahan parkir menjamur diberbagai tempat. Bisnis parkir bukan lagi menjadi bisnis kecil yang dikuasai pengusaha sejati. Bisnis tak pernah sepi, ketika jutaan kendaraan terbeli di pelosok negeri. 

Kini, rakyat harus menebus dengan harga yang musti dibayar, lahan parkir semakin mahal dan rakyat harus menerima sebagai jerat yang terus menyiksa. Tidak ada yang berteriak, tidak ada yang memprotes dan tidak ada yang peduli, menikmati lahan parkir sekadar menikmati sewa lahan yang semakin mahal. 

Sebanyak 100 unit sepeda motor terparkir bertahun-tahun di area parkir Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Bahkan ada sepeda motor yang tunggakan biaya parkirnya mencapai Rp 74 juta.  Motor dengan berbagai merek dan jenis itu juga dalam kondisi berdebu lantaran telah lama ditinggalkan dan tidak kunjung diambil oleh pemiliknya. (1)

Semakin hari, sewa lahan parkir semakin mahal. Semakin hari, konsumen tak kuasa untuk membayar sewa parkir. Hanya pasrah dan meninggalkan kendaraan itulah satu-satu solusi yang mungkin bisa dilakukan. Padahal, seharusnya lahan-lahan parkir itu disediakan sebagai fasilitas gratis bagi pengunjung seperti halnya toilet, bukan hanya di  mal, supermarket, bandara, terminal, stasiun, tetapi juga di berbagai fasilitas umum lainnya. 

Aku tiba-tiba terbangun saat seseorang berpakaian biru mengetuk pintu mobil. Aku mengambil uang dan memberikan dua puluh ribu rupiah tangannya. Dia pun pergi tanpa ucapan terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun