Menelusuri Jejak Sang Peziarah (6)
Aku memandang tertegun,
Di depan sebuah pintu,
Gereja tua menjulang, menggenggam
Menusuk awan, diterpa hujan,
Membayang keteduhan kedamaian,
Saat puluhan orang hadir,
Mengucap nyanyian abadi,
Tentang Sang Peziarah,
Yang telah berpulang.
Hawa dingin mengerutkan aku,
Menusuk sahabat sejati, sebuah hati
Diiringi rintik berjatuhan,
Senja menelungkup, menghalau malam,
Sang pendoa terjatuh kembali,
Saat bebatuan meluapkan cinta,
Sang Peziarah kan kembali pulang,
Dan aku tetap menunggu,
Sebagai pendosa yang enggan pulang,
Meski Dia tetapkan sabda.
Aku pulang tetap sebagai pendosa,
Kembali di gereja tua,
Tetap sebagai pendosa.
Aku mencintai engkau,
Sang peziarah diri,
Dalam hidup abadi,
Aku tetapkan diri,
Sebagai peziarah abadi.
Kini, aku di sini dalam keremangan,
Hati yang tetap bernyala abadi.
Cologne, Â 21 Â Nov 2023