Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Seorang Wanita Melukis pada Wajah Seorang Laki-Laki

5 September 2023   21:28 Diperbarui: 5 September 2023   21:37 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini, lukisan wanita pada wajah laki-laki muda itu semakin menguatkan karakter-karakter akan akan mementaskan sebuah lakon Peperangan Sugriwa-Subali melalui pertunjukan Tari Kecak. Laki-laki tampak semakin bersemangat, berjalan dengan gagah, menampilkan diri sebagai sang pujaan.

Kini, tokoh-tokoh utama pertunjukan mulai berganti kostum, mengenakan sesuai peran.  Tampak wajah kegembiraan, penuh semangat dan percaya diri yang luar biasa. Lukisan wajah warna merah itu telah membangkitkan semangat berperang melawan musuk bebuyutan, wajah-wajah yang dilukis seperti kera. Kedua tokoh, raksasa dan kera, akan berperang membela kebenerannya masing-masing. 

Tokoh utama mulai membaur dengan penari kecak lainnya. Saat lagu Indonesia terdengar begitu keras di lapangan, penari-penati kecak dan penari utama teatrikal Sugriwa-Subali mulai memasuki lapangan. Pertunjukan Tari Kecak dimulai. 

Pertunjukan Tari Kecak pagi itu menandai pembukaan Canisius Education Fair 2023 dan Canisius Talents Spotting (CTS) XV.

Ketika suara sang dalang mulai memberikan aba-aba, hampir dua ratus siswa tanpa baju dan berhiaskan sarung kotak-kotak mulai memasuki lapangan. Laki-laki dengan lukisan wajah satu per satu mulai memainkan karakternya masing-masing. Pertunjukan Tari Kecak pagi itu menandai pembukaan Canisius Education Fair 2023 dan Canisius Talents Spotting (CTS) XV. 

Di tengah lapangan yang cukup kering dan tak berumput itu, lakon dimainkan. Karakter utama tampak begitu memesona dan menyihir ribuan penonton yang memadati pinggir-pinggir lapangan. Lukisan di wajah laki-laki muda itu telah membawa kebangkitan semangat  untuk mempertunjukan kehebatan mereka. Laki-laki dengan lukisan warna merak saksasa dan lukisan putih hitam wajah kera telah menyihir dua puluh dua anak laki-laki menjadi laki-laki perkasa. 

Lukisan di wajah itu tidak membuat laki-laki muda itu pemberani, teguh dan percaya diri semakin kuat. Dalam diri setiap laki-laki muda itu  mengalir karakter-karakter yang begitu kuat menyihir tubuh lemah menjadi perkasa. Karena lakon telah dimainkan, setiap laki-laki menjadi begitu perkasa.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun