Ragamuda adalah sebuah kegiatan kolaboratif yang digagas lima tahun lalu oleh OSIS SMA Kolese Kanisius dan SMA Al-Izhar. Kolaborasi anak-anak muda untuk melibatkan diri dalam perjuangan mempertahankan persatuan bangsa memang bukan sebuah pekerjaan yang mudah.Â
Meski pada mulanya tidak banyak sekolah yang mau terlibat, tetapi seiring perjalanan waktu, ternyata semakin banyak sekolah yang bersedia untuk bergabung dalam beragam kegiatan kolaborasi.Â
Kegiatan Ragamuda setiap tahun  diisi dengan beragam acara yang berbeda. Untuk tahun ini, karena bertepatan dengan bulan Agustus yang biasnya dikaitkan dengan perayaan Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia, Ragamuda dilakukan sebagai bentuk perayaan Hari Kemerdekaan.Â
Selain dihadiri oleh murid-murid dan guru dari kedua sekolah, yakni SMA Kolese Kanisius dan SMA Al-Izhar, turut hadir siswa dan guru dari SMA Pangudi Luhur. Kegiatan diawali dengan pertemuan singkat ketiga sekolah di Sporthall Kolese Kanisius. Tidak berlangsung lama, kegiatan pembukaan Ragamuda mengawali seluruh agenda Ragamuda tahun 2023. Setelah dibuka oleh Kepala Sekolah ketiga skeolah, seluruh peserta mengadakan long march dari Kolese Kanisius ke Sarinah Plaza di jalan MH Thamrin. Â
Sebagai acara inti, seluruh peserta mengikuti long march sambil membawa spanduk dengan beragam tulisan yang berkaitan toleransi, persatuan dan kesatuan bangsa. Â Perjalanan sepanjang lima kilometer ini adalah sebuah gambaran tentang perjuangan pendahulu bangsa alam merebut kemerdekaan. Bukan hanya dengan kekuatan senjata, fisik tetapi kekuatan spiritual dan gagasan moral juga sangat penting untuk dilakukan. Perjuangan bangsa untuk memperoleh kemerdekaan adalah sebuah perjuangan moral seluruh bangsa.Â
Bukan hanya dengan kekuatan senjata, fisik tetapi kekuatan spiritual dan gagasan moral juga sangat penting untuk dilakukan. Perjuangan bangsa untuk memperoleh kemerdekaan adalah sebuah perjuangan moral seluruh bangsa.
Dengan menyusuri jalan tengah kota Jakarta dengan udara yang tidak bersahabat, udara yang begitu panas, bising kendaraan mengisi dan menyelimuti kota, sementara kepadatan lalu lalang manusia saat car free day di sepanjang Jalan Sudirman seolah menjadikan kegiatan ini adalah miniatur perjuangan bangsa.Â
Jika saat itu, kita berhadapan dengan penjarah yang begitu rakus ingin menguasai Indonesia, kini, kita berhadapan dengan musuh bangsa, misalnya kemacetan, kondisi udara, ketimpangan ekonomi dan beragam kasus intoleransi yang masih menyelimuti sebagian masyarakat kita.Â
Perjalanan panjang nan melelahkan itu akhirnya diakhiri dengan beragam pertunjukan musik dan tari. Berbagai kelompok musik dan tari disajikan bergantian oleh ketika sekolah.Â