Merah putih. Merah putih berkibat begitu perkasa di langit-langit Indonesia. Di sepanjang perjalanan, jejak-jejak patriotisme terbangun begitu kuat. Sang saka penanda perjuangan bangsa.Â
Bulan Agustus, kegembiraan seluruh masyarakat begitu nyata. Warna merah dan putih menghiasai hampir seluruh kota dan desa. Beragam keramaian bergema dalam beragam warna; olahraga atau pesta seni.
 Orang tua mencoba peruntungan dengan mengikuti beragam lomba. Anak-anak terhipnotis melupakan telepon pintar, berjuang bersaing dengan teman sebata. Bapak-bapak dan ibu-ibu tak luput dari beragam kesibukan. Segala macam lomba menandai kemeriaan menyambut kemerdekaan.Â
Tujuh puluh delapan tahun yang lalu, kegembiraan masyarakat Indonesia memecahkan segala duka lara puluhan tahun dalam derita. Saat Sukarno-Hatta membacakan kemerdekaan, kebangkitan bangsa untuk terbebas dan bebas menentukan jalan panjang hidupnya akhirnya terwujud.Â
Sorak-sorai dimana-mana terus bergelora, terus membangkitkan semangat untuk melanjutkan perjuangan. Tidak mudah hidup di awal kemerdekaan, karena ketidaktahuan dan kebodohan begitu membelenggu.Â
Pada 17 Agustus 1945, terjadi pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan Hatta di Jakarta. Duniamasih dilanda peperangan. Mereka yang serakah tak puas menuntut bangsa-bangsa tak berdaya terjajah. Situasi perang tak melemahkan pejuang-pejung bang untuk segera mewujudkan pembebasan.Â
Proklamasi berkumandang. Kebebasan menghantarkan semangat perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan dan mengakhiri masa penjajahan. Indonesia adalah hak milik kita.Â
Indonesia harus mulai bangkit. Di tangah pejuang-pejuang, perlahan kebangkitan bangsa menggelora. Pembangunan mulai nyata. Rakyat tampak bersuka ria menyambut pembangunan yang terus bernyala. Semangat terus membara dalam setiap langkah dan gerak terarah jelas. Menyambut kemerdekaan dalam beragam kegiatan yang membangkitkan. Negeri nan indah dan elok hingga puluhan bangsa tergoda untuk memiliknya. Gelora terus menyala. Setiap tahun, setiap bulan, berhari-hari, roda-roda kesibukan membangun negeri tak berhenti. Â
Proklamasi berkumandang. Kebebasan menghantarkan semangat perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan dan mengakhiri masa penjajahan.
Janji kemerdekaanÂ
Namun, kesibukan masyarakat Indonesia dan Ibu Kota menyambut kemerdekaan terusik. Ratusan massa mencoba menuntut beragam pembelaan. Dalih keadilan diteriakkan, seolah negara diam di dalam kemiskinan dan keterbelakangan.Â
Masa berkumpul meneriakkan segala macam masalah yang seolah tak tersentuh dan terselesaikan. Massa berdemo menuntut beragam tuntutan seolah mewakili mereka yang terperdaya.Â
Seolah janji-janji kemerdekaan tak tercapai di tangan Pemerintah. Pemerintah salah dan seolah dianggap tak berdaya. Hari penuh makna  di bulan Agustus telah berganti menjadi hari penuh teriakan tuntutan segelintir massa.Â
Ribuan buruh dari berbagai elemen memenuhi kawasan Jalan MH Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat. Dalam aksi unjuk rasa hari ini, Kamis (10/8/2023), mereka berencana akan bertahan di jalan hingga malam hari.Â
Perwakilan Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (Kasbi) Ahmad Taufik mengatakan, mereka berharap karyawan di kawasan Jalan MH Thamrin dapat bergabung berunjuk rasa bersama-sama.
Untuk diketahui, Aliansi Aksi Sejuta Buruh (AASB) yang terdiri dari ribuan massa buruh asal sejumlah organisasi kembali melakukan demo di kawasan Jakarta, Kamis (10/8/2023). Adapun mereka menggaungkan enam tuntutan, yakni pencabutan UU Ciptaker, UU Kesehatan, UU P2SK, dan mewujudkan JS3H. (1)
Saatnya masyarakat Nusantara  mengenang kembali arti perjuangan para pahlawan, mengenang kembali jasa pendahulu bangsa yang telah berjuang demi kemerdekaan negara ini.
Bulan Agustus sebenarnya menjadi bulan penuh makna. Rakyat, Bangsa, dan seluruh penghuni Nusantara siap merayakan bulan kebebasan, bulan kemerdekaan. Hari Kemerdekaan Indonesia adalah puncak sejarah bangsa Indonesia.Â
Lahirnya kebebasan untuk seluruh rakyat, lahirnya kemerdekaan bagi seluruh bangsa Indonesia. Kemerdekaan dirayakan di seluruh Indonesia setiap tahun dengan berbagai kegiatan peringatan; pengibaran bendera merah putih, parade, upacara resmi, perlombaan, dan acara-acara kebudayaan.Â
Bulan Agustus adalah waktu terbaik untuk kembali menumbuhkan semangat nasionalisme. Saatnya masyarakat Nusantara  mengenang kembali arti perjuangan para pahlawan, mengenang kembali jasa pendahulu bangsa yang telah berjuang demi kemerdekaan negara ini.
Bulan Agustus sekaligus menjadi bulan perjuangan untuk kembali memaknai lebih dalam arti pengorbanan untuk bangsa dan negara, saatnya mengingat kembali  nilai-nilai kemerdekaan, demokrasi, persatuan, dan perjuangan untuk mencapai kemajuan.Â
Saatnya kita kembali memikul  tanggung jawab bersama untuk membangun bangsa, menghormati hak asasi manusia, menghargai keanekaragaman budaya Indonesia, bukan malah menjadikannya sebagai arena mengadu domba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H