Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru dan Seniman Kehidupan

10 Agustus 2023   12:00 Diperbarui: 10 Agustus 2023   12:03 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tertekan (Sumber: Peggy_Marco-Pixabay.com)

Kini sang anak bukan hanya belajar menjadi dewasa, tetapi belajar menentukan jalan hidupnya, belajar menentukan pilihan hidupnya.

Memasuki masa kedewasaan, seorang guru tetap dibutuhkan. Guru-guru itu tetap berjuang agar setiap anak menjadi istimewa bagi keluarga, bagi masyarakat dan bagi negara. Sang guru terus-menerus melupakan kehidupannya untuk tetap melukis pada setiap anak yang dititipkan. Pribadi setiap anak harus terus dibentuk menjadi pribadi yang berbudi, berpikiran luas, dan menjadi orang hebat di tengah masyakarat. Guru-guru tetap setia pada panggilan.  

Ketapel itu telah mengakhiri aksi guru melukis kehidupan pada setiap anak. Ketapel itu telah meluluhlantakkan harga diri guru sebagai seniman kehidupan. Sang guru tetap tak berdaya di pembaringan, lemah, tanpa kekuatan apa-apa. Perjuangannya melukiskan keindahan untuk kehidupan generasi bangsa tak berharga. 

Namun, sang guru tetap setia menorehkan kehidupan dalam setiap doa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun