Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Membangkitkan Gairah Berkesenian Generasi Muda

2 Agustus 2023   20:07 Diperbarui: 3 Agustus 2023   10:50 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekstrakurikuler seni karawitan saat Parents Day, 31 Juli 2023 (Dokumentasi pribadi)

Seni musik. Hadirnya beragam musik kontemporer yang lebih menarik, terkadang dianggap sebagai sandungan tidak berkembangnya musik tradisi. Bahkan musik tradisi yang berkembang di berbagai daerah di Nusantara dianggap kuno dan tidak menarik. 

Terkadang generasi muda banyak disalahkan karena beragam musik tradisi yang mulai ditinggalkan dan tidak mengalami perkembangan. Musik tradisi dianggap ketinggalan zaman, kuno, sudah dipelajari, dan tidak enak untuk dinikmati. Musik tradisi hanya cocok untuk generasi tua yang hidup dalam tradisi yang kuat dan kolot. 

Meskipun beragam cara dilakukan untuk mengenalkan beragam musik tradisi ke generasi muda, toh hasilnya selalu saja terkalahkan oleh beragam jenis musik modern yang dirasa lebih mewakili gejolak anak muda. 

Kehadiran beragam musik tradisi dalam berbagai festival pun terkadang hanya dianggap kehadiran sesaat dan mudah terlupa. Bahkan, banyak sekolah yang berusaha bersusah payah mengenalkan dalam beragam pelajaran dan kegiatan sekolah, tetapi hasilnya dianggap tak berdaya membendung perkembangan musik modern. 

Musik tradisi semacam kulintang, gambus, karawitan begitu banyak dipentaskan di berbagai sekolah, bahkan angklung sering kali ditampilkan dalam pentas massal di berbagai daerah. 

Namun, beragam pertunjukan musik tersebut toh selalu saja terhenti karena kehadiran musik modern ala Korea, Jepang, Cina dan Amerika. Seolah musik-musik tradisi yang hidup hanya sekadar bertahan dari kematian saja. 

Pertunjukan seni karawitan

Saat beberapa siswa Kolese Kanisius duduk berjajar rapi di depan beragam jenis gamelan, banyak orangtua yang begitu terkagum. Anak-anak yang rata-rata masih berusia empat belas tahun itu seolah menghilangkan segala kegundahan dan keraguan bahwa musik tradisi tidak lagi menarik untuk generasi masa kini. 

Berpadu dalam seni karawitan (Dokumentasi pribadi)
Berpadu dalam seni karawitan (Dokumentasi pribadi)

Anak-anak yang berkumpul di lantai satu Gedung Ignasius itu adalah beberapa siswa Kolese Kanisius yang telah mempelajari gamelan selama beberapa bulan. 

Ekstrakurikuler karawitan memang telah menjadi salah satu ekstrakurikuler yang dikembangkan di Kolese Kanisius. Anak-anak muda yang tampil saat acara Parents Day, 31 Juli 2023 tersebut adalah perwakilan dari hampir 100 anak yang tertarik memilih ekstrakurikuler karawitan. 

Meski anak-anak kelihatan tegang ketika memulai memainkan musik, tetapi lambat laun permainan musik gamelan itu pun terdengar padu. Suara yang begitu keras membuat banyak orang tua berkumpul dan saling mendokumentasikan momen menarik saat Parents Day. 

Pertunjukan seni karawitan memang tidak tampil sendiri. Di panggung lain di juga ditampilkan kelompok musik Canisius Wind Ensemble (CWE) dan juga penampilan solo beberapa pemain piano dan keyboard. 

Lantai satu gedung Ignasius pagi hingga siang hari di hari minggu itu memang terasa berbeda. Penampilan musik modern dan musik tradisi seni karawitan seolah menggambarkan kepaduan harmoni masa lalu dan masa depan yang harus dijawab generasi muda. 

Tantangan untuk menghidupkan dan membudayakan seni tradisi tidak hanya sebatas rencana dan kata-kata saja. Anak muda harus merasakan bagaimana memainkan dan menikmati menjadi bagian dari sebuah tradisi istimewa kesenian Nusantara. 

Menikmati setiap nada (Dokumentasi pribadi)
Menikmati setiap nada (Dokumentasi pribadi)

Gairah berkesenian 

Seni karawitan telah mengalami perjalanan sejarah yang panjang. Pada masa kerajaan jenis kesenian ini pun telah berkembang. Bahkan seni karawitan yang digunakan untuk menyebutkan alunan musik gamelan yang halus terus berkembang dan dipelajari bukan hanya di wilayah Jawa saja, tetapi berkembang sampai mancanegara. 

Seni karawitan menggunakan instrumen gamelan terdapat pada seni tari dan seni suara khas Jawa, yaitu seni suara yang terdiri dari sinden, bawa, gerong, sendon, dan celuk dan seni pedalangan terdiri dari wayang kulit, wayang golek, wayang gedog, wayang klithik, wayang beber, wayang suluh, dan wayang wahyu. 

Musik gamelan pun berkembang sebagai pengiring utama dalam berbagai jenis seni tari terdiri, misalnya tari srimpi, bedayan, golek, wireng, dan tari pethilan.

Pertunjukan seni karawitan yang dilakukan anak-anak yang tergabung dalam ekstrakurikuler karawitan Kolese Kanisius adalah sebuah usaha untuk kembali membangkitkan motivasi anak negeri untuk mencintai dan melestarikan seni budaya yang kita miliki. 

Ajang pentas seni harus terus ditampilkan sebagai sarana untuk kembali melahirkan generasi muda yang peduli terhadap karya agung bangsa. Selayaknya sekolah menjadi lahan subur tumbuhnya maestro musik tradisi agar musik tradisi tetap hidup di hati lintas generasi. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun