Kuserahkan Tubuh dan Jiwaku
Tak berdaya, terdampar
Di antara keceriaan nada
Tlah hilang menyambung semu
Segalaku serahkan,
Tak berdaya,
Hidupku remuk dendam,
Menggugat keadilan sesama,
Tak kala segala sirna,
Musnakkan beribu cara,
Terrenggut sgala suka,
Lara jiwa hidup mengena,
Lenyapkan diri,
Tak pernah terobati.
Jiwaku lemah menganga,
Menjemput sgala rupa,
Tanpa tangan-tangan bekerja,
Apa daya sgala langkah,
Terhenti, tak pasti menuju,
Sehat jiwa sekadar pengobat fana,
Karena janjimu, duka abadiku.
Napasku tersendat rona,
Menggenang air mata badai menjemput,
Tak juga sebuah kesempatan kan datang,
Saat puluhan orang menyerahkan diri,
Melepaskan ginjal,
Melupakan hati,
Membagi paru.
melemparkan jantung,
Memutur si usus halus
Atau melupakan kornea,
Namun, aku tak pernah
Menemukan yang kucari.
Karena hidup slalu menghambakan,
Uang tidak sekadar alat bertukar nasib,
Tetapi membuat tubuh, jiwa napas dan hidup manusia
Terlunta, tak setia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H