Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rumah Puisi: Kuserahkan Tubuh dan Jiwaku

30 Juli 2023   21:57 Diperbarui: 30 Juli 2023   22:04 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembedahan (Sumber:Scotth23-Pixabay.com 

Kuserahkan Tubuh dan Jiwaku

Badanku lusuh kelu,
Tak berdaya, terdampar
Di antara keceriaan nada
Tlah hilang menyambung semu
Segalaku serahkan,
Tak berdaya,

Hidupku remuk dendam,
Menggugat keadilan sesama,
Tak kala segala sirna,
Musnakkan beribu cara,
Terrenggut sgala suka,
Lara jiwa hidup mengena,
Lenyapkan diri,
Tak pernah terobati.

Jiwaku lemah menganga,
Menjemput sgala rupa,
Tanpa tangan-tangan bekerja,
Apa daya sgala langkah,
Terhenti, tak pasti menuju,
Sehat jiwa sekadar pengobat fana,
Karena janjimu, duka abadiku.

Napasku tersendat rona,
Menggenang air mata badai menjemput,
Tak juga sebuah kesempatan kan datang,
Saat puluhan orang menyerahkan diri,
Melepaskan ginjal,
Melupakan hati,
Membagi paru.
melemparkan jantung,
Memutur si usus halus
Atau melupakan kornea,
Namun, aku tak pernah
Menemukan yang kucari.

Karena hidup slalu menghambakan,
Uang tidak sekadar alat bertukar nasib,
Tetapi membuat tubuh, jiwa napas dan hidup manusia
Terlunta, tak setia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun