Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rumah Puisi: Biografi Sampah

29 Juli 2023   13:03 Diperbarui: 29 Juli 2023   17:50 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biografi Sampah

 
Namaku sampah,
Sampah kota, sampah masyarakat,
Sampah semua orang,
Sampah orang tak berdaya.
 
Namaku sampah,
Dalam cacian, dalam hinaan,
Selalu menjadi masalah
Di kota, di desa, dimana-mana,
Semua orang tak berdaya.
 
Namaku sampah,
Ada kebusukan dan bau busuk
Ada kemiskinan dan miskin sikap
Ada keresahan dan resah beradap,
Sampah menyebar,
Memusuhi kota.
 
Namaku sampah,
Pertanda kekalahan penguasa,
Pertanda bencana segera tiba,
Pertanda hilangnya asa,
Pertanda lenyapnya angkara,
Sampah menyebar,
Memenuhi desa.
 
Namaku sampah,
Dimana-mana namaku berkuasa,
Di laut menjadi berkuasa,
Di udara membusukkan cuaca,
Di tanah menggunung ada,
Sampah berkuasa,
Membakar seisi bumi.
 
Namaku sampah,
Sampah segalanya,
Sampah alam semesta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun