Mobil. Mobil dalam segala merek dan rupa terus membanjiri jalanan Ibu Kota. Tanda kemewahan baru yang terus membawa gengsi warga kota untuk meraih dalam segala upaya. Citra kemewahan tercipta dan terus menghabiskan fasilitas negara.
Semakin hari, tumpukan mobil-mobil di jalanan ibu kota terus memuncak. Jalanan tak pernah sepi. Kemacetan tidak lagi menjadi masalah yang membutuhkan solusi. Mobil-mobil dengan segala merek terus saja menghabiskan jalan dan tak terhenti memamerkan kemewahan. Segala fitur keunggulan selalu menarik untuk mendapatkan dengan segala cara yang tak terhindarkan.Â
Warga kota terus berlomba meraih harga tak terhingga. Bahkan mobil-mobil yang tak biasa pun dibeli dari negeri-negeri tatangga. Sebagian lewat jalur normal, sebagian menyusup tanpa biaya apa-apa. Begitu mudah si empunya membawa barang-barang memenuhi garasi yang tak seberapa.Â
Mobil-mobil pun terbiasa diam tak beranjak dari jalanan perumahan. Parkir berminggu-minggu sekaligus memamerkan pada dia yang tak punya apa-apa. Tanpa garasi untuk menyimpan, mobil-mobil mewah sengaja di pajang di area kemenangan di sudut perumahan. Semua orang akan melihat, semua orang akan berdecak dan semua orang akan terkagum-kagum. Puluhan mobil mewah tanpa plat nomor terparkir berjejer di dalam perumahan.Â
Satu mobil saja tidak akan cukup untuk menunjukkan kehebatan sebagai pemenang. Dua mobil belum cukup, tiga mobil belum pantas. Sebanyak mobil harus ada agar hadir sebagai pemenang. Layanan terhormat akan didapat dan diraih di manapun juga. Rumah-rumah mewah sepanjang kota dipenuhi beragam mobil penanda berpunya.Â
Semua orang akan melihat, semua orang akan berdecak dan semua orang akan terkagum-kagum. Puluhan mobil mewah tanpa plat nomor terparkir berjejer di dalam perumahan.
Tanpa kemacetan
Mobil-mobil yang terparkir di sepanjang jalan perumahan mewah itu serentak keluar menghabiskan waktu menentang kemacetan. Sebuah sirine keras melaju mencari jalan puluhan mobil mewah bergerak dalam satu tujuan. Mobil-mobil yang terjebak dalam kemacetan mulai menepi memberi jalan mereka penguasa jalanan. Kemacetan  semakin tak terhindar dan rombongan mobil penanda kekayaan itu terus melaju kencang.Â
Di tengah kemacetan itu kini begitu banyak mobil rombongan yang biasanya melaju. Bukan hanya mobil-mobil baru, jalanan pun dipenuhi dengan beragam mobil kuno dengan harga yang terhitung. Rombongan-rombongan orang kaya dengan puluhan mobil rombongan melaju memenuhi jalan-jalan yang terlanda kemacetan.Â
Laju mobil rombongan dengan suara sirene terus melaju, meski kemacetan tak terelakkan dan terselesaikan. Kini, mobil-mobil koleksi penanda kehebatan warga kota itu terus berjalan tak tak berhenti di ujung jalan.Â
Kemacetan terus saja terjadi di sepanjang kota. Mobil-mobil tak sanggup melaju dan terus menunggu waktu tiba. Berjam-jam di jalan dan tak pernah ada penyelesaian karena kemacetan bukan masalah dan hanya milik mereka yang selalu kalah hidup di kota besar. Tidak ada suara sirine, tidak ada pengawalan, masyarakat harus antre menemukan jalan biasa. Karena dia yang terjebak kemacetan hanya masyarakat biasa yang tak sanggup berbuat apa-apa.Â
Tidak ada suara sirine, tidak ada pengawalan, masyarakat harus antre menemukan jalan biasa. Karena dia yang terjebak kemacetan hanya masyarakat biasa yang tak sanggup berbuat apa-apa.
Kemacetan terus terjadi dan mobil-mobil baru semakin memenuhi jalanan kota. Namun, suara-suara sirine yang diiringi rombongan bermobil selalu saja menyesakkan dada, membuat iri semua orang yang melewati jalan-jalan kota.Â
Semakin hari semakin sering suara sirine membelah kemacetan. Rombongan mobil baru begitu saja lewat dan terus menyingkirkan siapa saja yang menghalangi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H