Penggunaan gedebog pisang dalam pertunjukan wayang adalah sebuah kebiasaan sejak wayang-wayang mulai mengambil peran dalam kehidupan budaya Nusantara. Batang pisang tak tergantikan oleh benda-benda lain yang mungkin saja mudah untuk diperoleh. Meskipun usaha untuk membuat gedebog pisang imitasi dari busa mungkin saja dilakukan, tetapi gedebog Pisang Klutuh atau Pisang Batu tetap menjadi idola puluhan dalang untuk menampilkan peran.
Kehadiran gedebog pisang menjadi kekuatan setiap wayang mengambil peran sekaligus memperindah setiap pertunjukan. Karena batang pisang yang kokoh diletakkan di depan sang dalang selalu menggenapi pertunjukan. Batang pisang itu adalah pokok kehidupan setiap peran yang dimainkan.Â
Batang-batang pisang dalam pertunjukan wayang tidak hanya mempertahankan tokoh dalam wayang hidup dalam setiap adegan. Namun, sekaligus menghidupkan setiap wayang dalam mengisi peran kehidupan. Kehadiran gedebog pisang itu telah membuat sang dalang begitu nyata membangun adegan. Satu per satu tokoh dihadirkan, peran disampaikan, kisah dilagukan dan gedebog pisang tetap menguatkan setiap peran.Â
Satu per satu tokoh dihadirkan, peran disampaikan, kisah dilagukan dan gedebog pisang tetap menguatkan setiap peran.
Gedegog pisang itu adalah bumi yang kita pijak . Gedebog pisang itu adalah kehidupan manusia. Karena tanpa gedebog pisang, wayang-wayang itu lumpuh tak berdaya. Seperti halnya manusia, jika tidak ada pijakan untuk mengambil peran, segalanya sia-sia, kehidupannya adalah kesia-siaan belaka.Â
Batang pisang tidak hanya menguatkan pohon pisang untuk menghasilkan buah kehidupan bagi manusia. Batang-batang  pisang itupun  menjadi pokok dan dasar setiap pertunjukan wayang kulit. Karena pohon pisang dalam kondisi apapun selalu bermanfaat bagi manusia. Tidak ada yang tidak berguna, setiap pohon pisang menghidupi manusia.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI