Kehadiran rokok dengan segala macam merek, harga dan cara mendistribusikan seolah membentuk sebuah status sosial baru. Â Asosiasi sosial dan budaya tertentu di beberapa masyarakat menjadikan merokok terkadang dianggap sebagai tanda keberhasilan, kemandirian, atau gaya hidup tertentu. Maka, merokok bukan hanya menandai hadirnya kebebasan tetapi merokok dianggap memunculkan identitas atau citra sosial tertentu bagi si perokok.
Seolah-olah merokok dianggap menguatkan harga diri. Merokok dianggap gaya hidup keren yang memunculkan kemandirian, atau gaya hidup yang bebas merdeka. Itulah sebuah dunia yang telah dengan sengaja dibentuk oleh jaringan industri rokok selama puluhan tahun lalu. Dunia semu yang dianggap menjadikan hidup indah dan menggembirakan. Dunia gengsi yang meruntuhkan akal budi.Â
Melepasakan dari cengkeraman rokok memang bukan perkara mudah. Apalagi, seorang perokok dianggap hadir dengan status sosial baru, sebuah status yang dianggap membanggakan dan membuat identitas diri lebih tinggi dibandingkan yang lain. Sebuah ilusi yang dihadirkan dalam sebungkus rokok atau sebatang rokok elektrik ternyata telah membuat seorang perokok harus bertarung dengan kesehatan jiwa dan raganya. Akankah kemenangan dapat tercapai?Â