Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Surat untuk Kawan: Tak Pernah Pupus Harapan

26 Mei 2023   22:14 Diperbarui: 26 Mei 2023   22:21 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keluarga. Menekuni perjalanan panjang dalam sebuah keluarga terkadang tak memenuhi mimpi dan harapan. Ada kalanya sebuah tujuan tidak juga berakhir pada muara yang sama, meski segala juang telah melelahkan segenap upaya. 

Untuk seorang anak yang harus menghadapi sebuah pilihan terberat dalam hidupnya. 

Tidak ada satu pun keluarga di dunia ini memimpikan sebuah perceraian. Semua keluarga pastilah tak menginginkan rintisan perjalanan panjang itu hanya berakhir tanpa arti. Apalagi di mata anak-anak, sebuah kosa kata - perceraian - adalah sebuah akhir mimpi akan sebuah masa depan.  Bagaimana tidak. Rasanya keluarga tidak dibentuk atas sebuah keterpaksaan. Sebuah keluarga hanya hadir karena rasa cinta, memiliki, menghargai, dan perasaan saling membutuhkan. 

Perpisahan

Namun,  kehadiran perceraian dalam keluarga pastilah akan memupuskan harapan akan kehidupan bagi anak. Setiap anak pasti akan merasa dikorbankan, merasa sebagai biang masalah, merasa sebagai akar segalam kehidupan dalam keluarga. Tidak ada satu pun anak di dunia ini pasti menginginkan sebuah perceraian antara orang tua mereka. Tidak ada anak yang bahagia dengan perceraian yang terjadi diantara kedua orang tuanya. Karena setiap peristiwa dalam keluarga akan membaut setiap anak tak sanggup lagi bertahan. 

Perceraian adalah sebuah dunia yang harus dihadapi meski tanpa kemampuan apapun. Seorang anak pasti dihadapkan pada dua pilihan, dua pilihan hidup yang sungguh memberatkan. Apalagi figur seorang ayah dan figur seorang ibu selalu tertanam sebagai roh kebaikan yang tak akan membuatnya menderita. Pilihan itu adalah sebuah keterpaksaan. Maka, ketika pilihan akan perceraian terjadi, salah satu figur itu akan hilang, salah figur itu akan menjadi sebuah bayangan yang selalu menghantui dalam setiap perjalanan hiduipnya. 

Apakah sebuah perceraian adalah satu-satunya sebuah pilihan? Jika seoang anak menjadi bukti bahwa perjalanan kehidupan sebuah keluarga bukan hanya sebuah perjalanan kesia-siaan, rasanya menghadapi perpisahan dalam sebuah perjalanan panjang adalah mimpi yang menyakitkan. Karenanya, selalu saja muncul, bahwa perpisahan itu hadir karena rasa egoisme, ketidakpedulian, yang merendahkan martabat manusia satu dengan yang lain. 

Sahabat bagi Mereka 

Perpisahan dalam perceraian mungkin saja menjadi pilihan terbaik bagi orang tua. Mereka akan terasa bebas dari segala beban, terbebas dari segala kesusahan, terbebas dari segalam kesedihan sepanjang hidup. Mungkin saja orang tua akan puas dengan akhir sebuah perpisahan. Namun, seorang anak tidak akan pernah merasakan apa yang disarakan kedua orang tuanya. Anak merasa bahwa dia akan menanggung segala akibat dari keangkuhan orang tuanya, seorang anak tidak akan terbebas dari masalah bahkan sampai dia dewasa sekalipun. 

Kini, anak-anak yang  harus hidup karena pilihan orang tuanya pun harus berjuang menanggung beban, menanggung malu, menanggung cemoohan, menanggung hidup tanpa daya selamanya.

Karena kehidupan ini tidak akan selesai dalam sekejap, perjalanan harus terus dimulai, menguatkan diri selalu menjadi tantangan yang harus selalu dicoba. Meski tidak banyak anak yang berani dan sangggup menghadapinya. Satu persatu rangkaian perjuangan pun harus dikukuhkan dalam  sebuah perjuangan yang mungkin saja hari ini akan sia-sia.  

Perjalanan masih panjang, sebagai anak-anak,  tentunya kisah tentang kesedihan, kisah tentang perpisahan kedua orang tuanya selalu menghantui dalam cara hidup setiap saat. Meski melupakan terlalu berat, tetapi menerima sebagai sebuah kenyataan pun perlu waktu yang begitu panjang. Kini, ketika mereka hadir di sepanjang hidup kita, selayaknya tidak menganggapnya sebagai manusia kotor tak berdaya. 

Dia adalah seorang anak yang harus berpacu dalam kesendirian. Sanggupkan kita menjadi sahabat bagi mereka?  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun