Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisah tentang Bapak (7): Menuntaskan Perjalanan

19 Mei 2023   20:59 Diperbarui: 19 Mei 2023   21:06 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bapak. Perjalanan kehidupan memang tidak akan pernah selesai. Ada waktunya istirahat sejenak di tengah setiap perjalanan yang dilalui, ada saatnya berlari begitu cepat mengejar harapan dan kepastian. 

Hampir dua puluh tahun setelah pensiun, Bapak masih membuat beragam cerita kehidupan. Anak dan cucunya pun seringkali mendengar beragam pengalaman, beragam nasihat yang muncul di tengah beragam masalah kehidupan. Apalagi munculnya pandemi yang ternyata begitu membuat kekawatiran banyak orang. Bapak pun merasa demikian. 

Perjalanan Kehidupan 

Namun, Bapak selalu berusaha untuk terus mengisi masa tua dengan segala hal yang dia mampu. Tidak sanggup lagi untuk menjadi guru, tidak sanggup lagi untuk menjadi petani, tetapi pengalaman hidupnya semasa perjuangan saat remaja selalu menjadi sebuah cerita heroik bagi anak-anaknya. Saat akhir tahun ajaran tiba, anak-anak berkumpul. Saat Natal tiba pun anak-anak juga berkumpul. Kesempatan inilah yang selalu digunakan untuk bercerita atau berdebat tentang segala hal yang pernah dialami. 

Perjalanan hidup Bapak menjadi guru dan bertahan dalam 35 tahun ternyata bukan sebuah perjuangan yang mudah. Segala zaman dialami, segala bentuk kehidupan pernah dijalani. Ada suka dan ada duka, segalanya berganti menyambut kehidupan Bapak yang penuh arti. 

Perjalanan raga memang tidak pernah terduga. Dalam usia hampir delapan puluh tahun itulah, ternyata Bapak mulai menunjukkan kelelahan. Tubuh mulai tidak sanggup lagi menerima beragam makanan. Sedikit demi sedikit makanan mulai berkurang dan tak sanggup lagi mengalirkan energi bagi sekujur tubuh. 

Masa Sakit

Tiga Mei 2023, Bapak mulai tidak lagi menampakkan sebuah semangat seperti biasanya. Sedikit batuk yang muncul, biasanya Bapak selalu meminta untuk diberikan obat. Namun, hari itu, ternyata Bapak tidak mau merepotkan banyak orang termasuk anak-anaknya. 

Hari demi hari, kesehatan Bapak mulai perlahan menurun. Ada beberapa obat yang sempat diberikan dokter untuk diminum, tetapi bapak cukup kesulitan untuk menelan, sehingga tubuh yang mulai terlihat kurus itu hanya sanggup rebah di pembaringan. Bapak mulai terdiam tiduran di pembaringan.

Setiap hari, anak-anak Bapak bergantian untuk membersihkan dan menyuapi. Bapak sudah begitu lebah. Kata-kata pun mulai terbatas. Kami semua terus berusaha agar Bapak kembali lagi sehat, kembali lagi bugar agar kami semua dapat mendengarkan semua cerita kehidupan yang pernah Bapak alami. Kami ingin berdebat tentang apa saja yang mungkin membaut kami semua bisa bicara, bisa menyampaikan pendapat. Begitulah, ternyata Bapak menjadi sahabat kami semua, teman kami dalam melihat berbagai permasalahan hidup. 

Bukan hanya anak-anak dan cucu yang berkumpul dan berusaha menguatkan Bapak untuk sehat kembali, saudara dan adik-adik Bapak pun mulai menjenguk untuk melihat kondisi Bapak. Doa selalu diberikan untuk semakin baiknya Bapak. 

Hari itu, Rabu, 10 Mei 2023, pukul empat sore hampir sebagian adik-adik dan saudara Bapak berkumpul. Mereka berdoa dan memberikan harapan, semangat untuk kesembuhan Bapak. Ketika pukul delapan malam, perlahan-lahan adik-adik Bapak pun mulai kembali ke rumah. Kini hanya tinggal kami, anak-anak Bapak yang setia menunggui Bapak. 

Bapak Telah Beristirahat

Pukul depalan empat puluh lima, tiba-tiba saja kesehatan Bapak mulai turun drastis. Napas Bapak mulai tersengal-sengal, tubuh Bapak mulai terlihat lemah dan lunglai. Kami semua, anak-anak Bapak pun berkumpul. Tangisan tiba-tiba pecah di ruangan itu. Adik-adik kami mulai menangis dan tak kuasa melihat sekujur tubuh Bapak. Kami semua memegang tubuh Bapak. 

Kami berdoa berulang-ulang untuk Bapak. Berulang-ulang kami berdoa, terus-menerus kami berdoa.  Jika hari itu adalah hari baik untuk bapak beristirahat selamanya, kami ingin mengantar Bapak dalam kedamaian. Kami, anak-anak Bapak pun ingin mengantar Bapak untuk beristirahat dalam kedamaian. Kami semua berdoa, meski tangisan tak bisa kami tahan dan terus memecah ruangan kecil itu. 

Pukul sembilan malam, Bapak dengan tenang meninggalkan kami semua. Bapak beristirahat dalam kedamaian nan abadi bersama Allah. 

Kami semua kehilangan, tetapi kami semua ikhlas atas kepergian Bapak. Kami, anak-anak Bapak mengantar dalam damai orang tua kami yang selama ini mengisi hidup kami. Orang tua yang selama ini menjadi teladan dan contoh bagi kami. Orang tua yang selama ini memberika kami semangat, kekuatan untuk tetap bertahan dalam peziarahan hidup.  

Rabu, 10 Mei 2023, pukul 21.00, Bapak telah beristirahat menuntaskan perjalanan  hidup di dunia. Semoga Bapak beristirahat dalam kedamaian, doa kami; anak dan cucumu. Amin. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun