Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Hari Pendidikan Nasional: Pendidikan Berakar kepada Budaya Bangsa

2 Mei 2023   08:33 Diperbarui: 2 Mei 2023   17:33 1226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Upacara Hari Pendidikan di Kolese Kanisius (Sumber: Wawan/Humas Kolese Kanisius)

Pendidikan. Bangsa yang besar selalu memikirkan pendidikan yang berkualitas bagi setiap generasi. Namun, pendidikan juga tidak sepantasnya membelenggu  budaya luhur bangsa agar pengalaman peserta didik semakin kaya.   

Hari Pendidikan Nasional, setiap 2 Mei bukan hanya sebuah rutinitas perayaan setiap tahun. Hari Pendidikan Nasional adalah perayaan mengenang perjuangan tokoh pendidikan nasional Indonesia, Ki Hajar Dewantara, tetapi momentum ini juga sebagai sebuah pijakan untuk membangkitkan kembali akar pendidikan Indonesia. 

Ki Hajar Dewantara

Jika Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Soewardi Soerjaningrat pada masanya rela untuk memperjuangkan pendidikan bagi kaum pribumi agar mempunyai pemikiran maju dan terbuka. Di masa kini, memperjuangkan pendidikan tidak lagi hanya berjuang memperoleh pendidikan. Pendidikan sudah sepantasnya dihadirkan sebagai sebuah jalan yang selalu memberikan terang bagi anak-anak bangsa untuk terus berkembang. Pendidikan adalah hak setiap warga negara yang harus didapatkan dalam keadaan apapun dan tidak terhalangi hanya karena masalah ekonomi. 

Namun, kemajuan pendidikan telah membawa dampak terhadap semakin pudarnya kedekatan anak-anak pada budaya bangsa. Meskipun pendidikan digadang-gadang dapat membawa perkembangan teknologi, pengetahun dan kualitas pendidikan yang semakin baik, tetapi pengaruh budaya dunia dari berbagai negara lain juga sangat kuat. 

Atribut Budaya Daerah (Sumber: Wawan/Humas Kolese Kanisius)
Atribut Budaya Daerah (Sumber: Wawan/Humas Kolese Kanisius)

Ragam Budaya Dunia 

Budaya asing begitu mudah mempengaruhi anak-anak bangsa, budaya instan yang semakin menguat, dan budaya dunia yang serba seragam tanpa keragaman begitu kuat mempengaruhi. Kita melihat bagaimana budaya korea, seperi drama, musik K-pop begitu kuat mempengaruhi anak-anak muda. 

Fenomena yang dikenal sebagai Hallyu atau Korean Wave, yakni popularitas budaya pop Korea di luar negeri sangat kuat mempengaruhi anak-anak Indonesia terutama melalui industri hiburan Korea Selatan, seperti drama Korea, musik K-pop, film, dan juga makanan. Dalam industri musik, grup K-pop seperti BTS, Blackpink, EXO, dan TWICE  sangat populer dan banyak remaja  terinspirasi oleh musik mereka,  meniru gaya busana dan tariannya.

Budaya Jepang juga semakin populer dalam beberapa tahun terakhir, misalnya, industri hiburan Jepang, semacam anime, manga, dan cosplay, kuliner dan juga fashion ala Jepang.

Berbagai kebiasaan ala Barat pun begitu berkembang, berbagai acara televisi dan gaya hidup Barat seperti fast food dan kopi kedai semakin populer dan menjadi bagian hidup masyarakat kita. 

Pengaruh budaya Arab di Indonesia juga semakin terutama dalam hal agama dan kuliner. Kebiasaan berpuasa dan berkembangnya berbagai makanan Arab seperti kebab, shawarma, dan falafel juga semakin kuat dan populer di Indonesia.

Bahkan Budaya Cina yang  telah masuk ke Indonesia dan mempengaruhi Indonesia sejak lama pun semakin kuat, terutama seni dan kuliner, misalnya, mie, bakpao, dan dim sum. Makanan ala Cina memang begitu populer di Indonesia.

Ancaman budaya 

Bermacam budaya hadir dan memenuhi berbagai gaya hidup masyarakat Indonesia. Ancaman terhadap budaya sendiri semakin menguat. Anak-anak semakin lupa akar budaya sendiri. 

Kesenian tradisional banyak yang dilupakan, kuliner nusantara dianggap tidak tak menggugah selera, musik tradisional tak membangkitkan semangat, bahkan busana-busana deerah menjadi terlupakan dan tenggelam dengan berbagai gaya dari luar. Budaya kita semakin tercerabut dari anak-anak bangsa yang seharusnya bangga akan karya bangsa sendiri. 

Peristiwa hari Pendidikan nasional seharusnya menjadi tonggak berharga untuk menampilkan pendidikan dengan akar budaya bangsa. Anak-anak muda Indonesia tidak akan pernah mengerti, mengenal, dan melestarikan budaya sendiri tanpa mereka merasakan kehadiran dan indahnya beragam budaya itu dalam diri mereka. 

Bagian keberagaman (Sumber: Wawan/Humas Kolese Kanisius)
Bagian keberagaman (Sumber: Wawan/Humas Kolese Kanisius)

Melestarikan Budaya Bangsa

Kolese Kanisius, sebagai sekolah nasional tentunya harus mengambil peran dalam melestarikan beragam budaya bangsa. Momen Hari Pendidikan selayaknya digunakan sebagai titik tolak kebangkitan budaya indonesia. Dalam berbagai kegiatan seringkali menampilkan beragam budaya bangsa dan melatihkan kepada seluruh anak didik, misalnya, ketika education fair selalu ditampilkan tarian kolosal dari daerah tertentu yang ditarikan hampir 300 siswa, pertunjukan musik daerah pada kegiatan classmeeting, pesta rakyat yang menghadirkan beragam kuliner Nusantara, kunjungan ke berbagai komunitas seni dan budaya, ekskursi perantren dan budaya, world school forum dengan tarian tradisional, festival anak inetrnasional dengan menampilkan beragam tarian daerah. 

Budaya luhur bangsa selalu dihadirkan dalam berbagai kegiatan di Kolese Kanisius. Maka, Hari Pendidikan Nasional tahun 2023 ini juga digunakan sebagai media untuk lebih mengenalkan kembali berbagai atribut tradisional Indonesia, misalnya, udeng, surjan, beskap, berbagain ikat kepala daerah, topi atas dan berbagai atribut lain. 

Peringatan Hari Pendidikan Nasional di Kolese Kanisius dilaksanakan dengan upacara bendera. Seluruh komunitas Kolese Kanisus; guru, karyawam, siswadan pimpinan sekolah mengenakan berbagai atribut daerah, termasuk baju adat dari berbagai daerah. 

Penggunaan atribut  adat daerah Indoensia dalam upacaya hari Pendidikan Nasional bukan hanya sebagai sarana untuk memeriahkan dan mengenaang kembali perjuangan Ki Hajar Dewantara dalam memajukan pendidikan, tetapi juga untuk mendekatkan siswa terhadap akar budaya bangsa yang salama ini dianggap kuno dan tidak menarik lagi. 

Hari Pendidikan Nasional menjadi momen berharga kebangkitan budaya bangsa. Karena itulah, menghadriakan kembali atribut-atribut adat darivberbagai daerah dalam upacara resmi selayaknya menjwdi model pendidikan untuk pelestarian budaya bangsa. Tanpa keterlinatan sekolah, kekayaan bangsa yang beraneka ragam tersebut akan tinggal sejarah dan mungkin juga diakui sebagai milik negara tetangga. 

Selamat Hari Pendidikan Nasional, saatnya mengembalikan pendidikan yang berakar kepada budaya luhur bangsa Indonesia. Salam budaya, salam kemajuan pendidikan Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun