Tentunya tugas-tugas yang mahabanyak dan kompleks tidak akan terselesaikan dalam satu tahun mendatang. Prioritas kerja harus segeras diputuskan. Jangan sampai olahraga Indonesia menjadi bahan tertawaan dan candaan di kancah Internasional, apalagi Indonesia tidak lagi bisa berkiprah pada taraf internasional hanya karena mencapuradukkan berbagai permasalahan yang tak kunjung selesai. Paling tidak peristiwa gagalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 telah memberikan pelajaran penting dalam pengembangan olahraga di Tanah Air dan bagaimana seharusnya kita berkiprah dalam forum internasional.Â
Tugas mahaberat telah menanti. Gayung telah bersambut. Jika Joko Widodo begitu menaruh kepercayaan kepada Dito Ariotedjo, Joko Widodo percaya bahwa permasalahan dalam olahraga Indonesia harus segera terselesaikan dalam masa jabatan yang begitu pendek, satu tahun. Jangan sampai jebakan dan godaan korupsi menggerogoti berbagai instansi. Cukup sudah rasanya mantan menteri tergelincir dalam berbagai permasalahan termasuk korupsi.
Kasus pertama, empat tahun penjara bagi Andi Alifian Mallarangeng, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga dalam kasus korupsi proyek Hambalang.  Andi terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi pembangunan proyek Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sekolah Olahraga Nasional Hambalang, Bogor. Andi terbukti menerima aliran fee proyek Hambalang sebesar US$ 550 ribu.Â
Kasus kedua melibatkan mantan menteri Pemuda dan Olah Raga, Imam Nahrawi. Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi menyatakan bahwa Imam Nahrawi bersalah menerima suap pencairan dana hibah dari Kemenpora ke Komite Olahraga Nasional Indonesia, serta kasus gratifikasi selama menjabat menteri. Â Imam Nahrawi terbukti menerima suap senilai Rp 11,5 miliar untuk pencarian dana hibah dari Kemenpora ke Komite Olahraga Nasional Indonesia.Â
Potensi Bangsa
Indonesia memiliki potensi olahraga yang begitu besar. Kita mempunyai atlet muda dari berbagai cabang olahraga, kita mempunyai penggemar olahraga yang fanatik. Kita mempunyai berbagai macam cabang olahraga yang begitu populer, seperti sepak bola, bulutangkis, voli, basket, renang, dan atletik. Potensi olahraga kita sungguh luar biasa, kekayaan olahraga kita begitu nyata, tetapi kita belum serius menggarapnya sehingga menjadi beragam prestasi.
Berbagai kasus korupsi yang melibatkan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, tragedi Kanjuruan, dan pencabutan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 oleh FIFA, memang membuat olahraga kita semakin mati suri, tetapi juga  memberikan banyak pelajaran untuk pengembangan olahraga di Bumi Nusantara. Hadirnya menteri muda, Dito Ariotedjo, tidak akan berarti apa-apa jika kasus-kasus serupa masih saja terus terjadi. Selamat bekerja, Pak Menteri.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H