Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menikmati Novel Keroyokan (2): Hilang - Kisah, Makna, Senyap

29 Maret 2023   21:56 Diperbarui: 29 Maret 2023   22:29 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel Hilang karya siswa XI A-6 (Dokpri)

Hilang. Novel keroyokan ditulis oleh 35 siswa ini. Proses panjang harus dilalui karena mambahas sebuah kasus yang berkaitan dengan sejarah, yakni Orde Baru. Bukan hanya sebuah cerita fiksi, cerita disajikan dalam sebuah alur yang tertata indah seperti  menikmati cerita sejarah bangsa

Fakta-fakta tentang Orde Baru memang tidak dapat diperoleh secara langsung oleh siswa-siswa sekarang. Melalui proses yang panjang, informasi-informasi baru dapat diperoleh. Bukan hanya membaca, mencari dalam laman-laman internet setiap hari harus dilakukan. Sebuah cerita tidak hanya didasarkan pada sebuah khayalan semu tanpa arti.

Proses Penulisan

Proses menuliskan perlu waktu, apalagi kami dalam satu kelas harus mempunyai informasi yang sama dan relevan berkaitan dengan berbagai peristiwa pada zaman Orde Baru. Melengkapi pengatahuan akan sejarah menjadi salah satu cara agar seluruh cerita benar-benar menggambarkan fakta yang pernah dialami. Belajar sejarah pun menjadi cara yang harus dilakukan di dalam kelas. Diskusi dalam kelompok-kelompok kecil rutin musti dilakukan, bertukar informasi melalui grup-grup media sosial pun begitu sering dilakukan. Informasi berbagai peristiwa menarik semasa Orde Baru harus terus-menerus dilengkapi. 

Akhirnya, proses panjang penulisan selesai juga. Tidak terkira perjuangan anggota kelas dalam tiga bulan terselesaikan juga. Tidak begitu mendalam, kurang begitu lengkap, tetapi kepuasan kami satu kelas ketika kami melihat karya kami tercetak dalam bentuk sebuah novel.

Gambaran tokoh yang hidup saat Orde Baru memang tergambar jelas dengan tokoh-tokoh yang dihadirkan dalam setiap bab. Meski belum begitu mendalam sebagai sebuah karya fiksi, tetapi kehadiran tokoh-tokoh dalam novel ini bukan hanya menggambarkan cerita saat itu saja. Berikut sebuah ilustrasi dalam novel Hilang;

Tahun 1987, saat Orde Baru berkuasa, konfliks rasialisme terjadi di Indonesia, khususnya terhadap kelompok Tionghoa. Perbedaan-perbedaan yang dimiliki kelompok ras ini melahirkan pangkal-pangkal kecil menuju permasalahan akan diskriminasi terjadi. Hubungan sosial-budaya sesuai agama dan suku tidak sepenuhnya terjadi dan dapat hidup dalam suasana tileransi. 

Novel ini sebenarnya bukan hanya berberita tentang tekanan pemerintah saat itu terhadap golongan, suku atau agama tertentu. Novel ini secara gamblang menunjukkan sebuah perjuangan kemanusaiaan setiap tokoh yang dihadirkan.  

Pemahaman Sejarah Bangsa

Novel Hilang ini memang bukan novel biasa. Pemahaman siswa akan informasi terbatas akan berbagai peristiwa Orde Baru mungkin membawa kedangkalan novel ini. Tetapi, novel ini telah menyajikan sebuah alur yang sederhana dengan berbagai konflik yang bercabang-cabang. Namun, secara keseluruhan isi novel ini begitu runtut, setiap peristiwa yang dialami tokoh selalu dijelaskan dengan cukup mendalam. Tokoh  yang dihadirkan pun cukup beragam, 

Memang tantangan terbesar dalam menyelesaikan novel ini adalah melengkapi informasi berkaitan dengan Orde Baru. Namun, usaha yang telah kami lakukan tidak sia-sia. Novel Hilang telah menyajikan gambaran kecil tentang peristiwa yang terjadi pada saat Orde Baru. 

Novel ini memang bukan novel sejarah. Namun, keseluruhan novel ini akan membawa pembaca seperti menikmati sebuah sejarah panjang bangsa Indonesia. 

Sisi Kemanusiaan. 

Proses menulis novel memang tidak mudah. Karya fiksi yang disajikan bukan hanya menyampaikan pesan tentang demokrasi atau politik saja tetapi harus menyentuh sisi-sisi kemanusiaan. Tokoh harus benar-benar menggambarkan pribadi yang benar ada saat Orde Baru menjadi penguasa negeri ini.

Proses penulisan novel yang dilakukan oleh seluruh siswa selama tiga sampai enam bulan memberikan banyak pelajaran. Bukan hanya berkaitan dengan dunia menulis, tetapi juga memanfaatkan berbagai ilmu yang harus kami pahami, misalnya, sejarah, budaya, sosial, politik bahkan sampai keuangan. Seluruh anak belajar, seluruh anak bekerja, dan kita sebagai guru memberikan pengalaman nyata, selalu mendorong siswa untuk terus-menerus belajar. 

 Menulis novel menjadi pengalaman nyata yang tidak akan pernah terlupakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun