Diam Sepanjang JalanÂ
Sepanjang perjalanan semua penumpang tak berkata-kata, diam tanpa kata. Lelaki itu pun tetap terdiam. Wanita-wanita di sekeliling pun tetap tak bicara. Seorang bapak tua pun diam. Di dalam kereta itu memang tak terjadi apa-apa. Tapi sebagian hati ada perasaan yang  mendidih, terbakar, meski tak semestinya terucap.Â
Di gerbong itu menyiasakan sebuah perang pikiran, perang perasaan; antara harus berbaik hati, peduli pada siapapun, atau memenuhi kehendak diri, menyenangkan diri meski hanya untuk sebongkah tempat duduk.Â
Perjalanan terus tertuju, kereta itu terus melaju, hanya sesekali berhenti pada stasiun. Meski mulai banyak penumpang turun dan mulai lega, perang di dalam stasiun itu belum usai. Lelaki itu tetap tak menyerah sampai batas terakhir kereta. Dia merasa menang, dia merasa berharga untuk dirinya sendiri.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H