Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Meme dan Kegagalan Berkomunikasi

30 Maret 2023   20:02 Diperbarui: 30 Maret 2023   20:06 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesan (Sumber: Sasin Tipchai-Pixabay.com)

Meme. Meme sebenarnya hanyalah sebuah ekspresi bahasa yang terangkai dalam gambar, video, teks, atau gabungan dari ketiganya yang disebarkan melalui media sosial atau internet dengan tujuan menghibur atau menyampaikan pesan tertentu dengan cara yang humoris atau menggelitik. 

Sebagai bentuk hiburan ringan, meme  biasanya dinikmati dan disebarkan melalui berbagai media baik online ataupun offline.  Meme begitu populer  di kalangan pengguna media sosial karena kesederhanaan dan mudah dibagikan. Meme akan semakin menarik jika sarat dengan pesan atau kritik tajam. Tidak salah jika kehadiran meme sebagai alat komunikasi sangat efektif  dalam menciptakan ikatan  antara kelompok tertentu yang mempunyai tujuan sama. 

Kritik dalam Meme

Terkadang meme sangat kental dengan kritik atas  kondisi yang dianggap merugikan banyak orang.  Maka, isi meme yang  bisa berupa teks lucu, satir, atau kocak yang disisipkan dalam gambar atau video, atau dapat berupa gambar atau video yang sudah dilengkapi dengan keterangan atau caption yang menggelitik. Kehadiran meme dirasakan dapat memberikan pencerahan atas kondisi sosial dan politik suatu negara, bahkan sampai ke ranah agama. 

Meme menjadi sarana komunikasi sangat  efektif untuk menyampaian kritik terhadap pemerintah atau pihak lain yang dianggap menindas atau merusak sendi-sendi kehidupan, misalnya, korupsi, suap, kebijakan yang keliru. Pemahaman agama yang keliru terkadang juga menjadi objek kritikan. Meskipun terkadang batas kritikan dianggap mencampuri, menodai, atau menista agama tertentu. Gambar dan sindiran tajam dalam meme pun membawa pembuatnya sampai ke panjara. 

Eks Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo resmi divonis 9 bulan penjara terkait pencemaran nama baik. Roy dinyatakan bersalah dengan sengaja tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menyebarkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan suku, ras, agama, dan antargolongan (SARA). Roy terlibat pada kasus unggahan Meme Stupa Candi Borobudur berwajah mirip Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Juni 2022. (1) Meme membuat mantan seorang menteri harus menghitung hari di penjara. 

Saking keterlaluan dalam membuat meme, anggapan penghinaan terhadap pribadi pada akhirnya memunculkan masalah hukum. Jika tidak hati-hati, kecenderungan pembuat meme yang mengarah ke penghinaan, pencemaran nama baik sangat mungkin timbul. Sejatinya sebagai alat komunikasi, kritikan bagi pemimpin atau pejabat tertentu memang didasarkan atas kuatnya data, bukan  pandangan subjektif, dan tidak berdasarkan kebencian yang memuncak. Jika ini terjadi pembuat meme pasti akan terjebak untuk tampil sebagai penghina. 

Simbol dalam Meme

Apalagi biasanya meme berkaitan dengan binatang tertentu yang dianggap mewakili sebuah perilaku di masyarakat, misalnya, tikus mewakili kerakusan, anjing menggambarkan perilaku yang korup, ular menggambarkan kondisi yang merusak tatanan masyarakat, kucing dianggap sebagai hewan yang malas, babi menggambarkan perilaku yang serakah dan kotor. 

Perilaku korup seringkali menjadi sasaran untuk membuat meme. Meme yang dibuat biasanya menggunakan tikus yang menggambarkan perilaku kotor dan rakus, atau buaya yang menggambarkan  rakus dan suka makan segalanya.  Analogi ini merujuk tentu saja merujuk kepada perilaku koruptif, pejabat atau individu yang korup dianggap sebagai orang yang rakus dan suka mengambil uang atau sumber daya dari masyarakat atau organisasi.

Tuduhan kejam yang menganalogikan seseorang dengan hewan inilah yang dianggap begitu menyakitkan seseorang, padahal data dan fakta tidak pernah terjadi. Meskipun meme hanyalah sebuah media kritikan, tetapi kritikan tanpa data adalah sebuah kebohongan. 

Meme akan semakin efektif, jika kondisi sekitar memang sedang tidak baik; pemerintahan lemah, lembaga negara tidak mampu menjalankan tugas, sistem pemerintahan amburadul, atau masyarakayt yang merasa tertindas dan otoriter.  Namun, jika kondisi masyarakat baik-baik saja kehadrian meme terkadang dianggap sebagai hiburan saja. Untuk itulah tujuan meme yang sebenarnya sebagai media komunikasi tidak akan terjadi. Apalagi jika penggunaan meme dalam konteks komunikasi tertentu  menyebabkan kebingungan atau ketidaksepahaman, terutama jika orang yang menerima pesan tidak akrab dengan meme yang digunakan. Hal ini dapat menyebabkan kegagalan dalam menyampaikan pesan dengan jelas dan efektif.

Pesan dalam Meme

Meme akan sulit diterima jika konteks masayarakat tidak dapat menerima pesan yang disampaikan oleh pembuatnya, misalnya, penggunaan ular untuk meme di Indonesia mungkin tidak terlalu cocok. Sulit bagi masyarakat untuk memahami maksud meme yang dibuat untuk menggambarkan korupsi. Jika masyarakat dalam kondisi baik, korupsi menurun dan pemerintah terbuka dengan kritik masyarakat, menggunakan meme untuk mengkritik kebijakan yang korup pun mungkin tidak akan diterima. 

Kecenderungan meme akan muncul sebagai penghinaan dan pencemaran nama baik akan semakin menguat jika sudah adanya keterbukaan lembaga-lembaga negara, pemerintah dan berbagai organisasi. 

Artinya lembaga negara mudah menerima kritik, mau dikritik, terbuka menerima kritik, bahkan mengharapkan kritik itu terjadi. Saluran-saluran kritik yang begitu terbuka, tetapi masyarakat tidak memanfaatkan berbagai saluran komunikasi ini pada akhirnya akan memunculkan anggapan bahwa meme hanyalah sebuah proyek kebencian belaka. Jika meme tampil dalam situasi seperti ini, jangan harap pesan meme akan tersampaikan. 

Meme hanya menggambarkan kebencian, penghinaan dan ketidakpedulian si pembuatnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun