Kebiasaan untuk melakukan MCU memang belum terjadi dalam masyarakat kita. Kita masih menganggap biaya kesehatan sangat tinggi, membebani hidup, dan tidak penting. Hidup sehat belum menjadi gaya hidup. Masyarakat masih menyepelekan kondisi kesehatan. Akibatnya, tidak jarang penanganan terhadap pasien sakit terkadang terlambat karena kompleksitas penyakit.Â
Masyarakat kita masih menganggap MCU tidak penting untuk dilakukan. MCU tidak dilakukan karena seseorang merasa sehat dan tidak memiliki penyakit serius, menganggap biaya tes sangat mahal. Sebagian masyarakat juga enggan mengetahui kondisi badannya sendiri sehingga tidak peduli dengan hasil tes, takut melihat hasil tidak baik. Â Bahkan, Â tes kesehatan dianggap membuang-buang waktu saja. Kesadaran akan kesehatan masyarakat kita masih sangat minim.Â
Apalagi jika dikaitkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk MCU. Biaya MCU Â yang berkisar antara Rp300 ribu - Rp10 juta membuat masyarakat ketakutan dan tidak peduli, apalagi melihat hasilnya hanya berlembar-lembat kertas dengan rekomendasi yang harus melakukan ini-itu. Biaya akan terus dikeluarkan jika MCU dilakukan.Â
Karena MCU membutuhkan biaya mahal, tidak semua orang mau melakukannya. Kebutuhan untuk MCU dianggap tidak lebih penting dibandingkan memenuhi kebutuhan sehari-hari, bayar kontrakan atau sekolah. Maka, Â MCU bukan sebagai sebuah pilihan, apalagi mereka yang mengandalkan pendapatan harian. Untuk MCU saja tidak mampu, apalagi ketika sakit. Si miskin selalu terlunta-lunta dan menderita.Â
Jaminan kesehatan masyarakat
Jaminan kesehatan memang seharusnya menjadi hak hidup rakyat, termasuk jaminan untuk mengetahui kondisi kesehatan setiap saat. Namun, sayangnya, jaminan kesehatan yang diselenggarakan pemerintah semacam BPJS pun menanggung MCU ini. Asuransi-asuransi kesehatan untuk golongan mampu saja yang biasanya menanggung MCU. Kondisi inilah yang semakin membuat timpangnya jaminan kesehatan rakyat miskin dan kaya. Seolah yang kayalah yang berhak mendapat jaminan kesehatan.Â
Bagi pekerja yang terikat dengan perusahaan, sebenarnya jaminan  kesehatan menjadi kewajiban pemberi kerja juga.  Perusahaan yang bonafide tentunya membutuhkan tenaga yang profesional, tidak mempermainkan kesehatan pekerja. Tenaga  profesional memang selayaknya mendapat jaminan hidup termasuk kesehatan. Banyak perusahaan yang mengasuransikan karyawan dan salah satu jaminannya adalah MCU secara rutin. Jika ini terjadi, karyawan akan merasa nyaman untuk bekerja, totalitas dan profesionalisme terbangun. Namun, tidak semua perusahaan memikirkan dan peduli dengan kesehatan pada karyawan.Â
Kepedulian PAKKJ
Manusia-manusia yang sehat pasti akan membuat setiap unit usaha juga sehat dan kuat. Untuk membuat setiap karyawan sehat pun sebenarnya bentuk-bentuk kerjasama dengan berbagai instansi, organisasi dan komunitas bisa saja dilakukan. Salah satu contoh adalah pemeriksanaan kesehatan untuk guru dan karyawan di Kolese Kanisius.Â