Air. Alam menyediakan dan menyiapkan isinya untuk karya manusia. Segalanya ada dan kita tinggal menikmatinya. Meskipun terkadang kita lupa menjaga dan merawatnya.Â
Bumi menyediakan air berlimpah. Namun, banyak negara mulai dilanda krisis air, misalnya, Qatar, Israel, Lebanon, Iran, Yordania, Kuwait, Lybia, Arab Saudi. Banyak negara mulai bersusah payah untuk membangun pengolahan air atau mengimpor air dari negera lain.Â
Krisis Air
Menurut laporan Forum Ekonomi Dunia (WEF), sejak 2012 hingga 2021, krisis air termasuk dalam lima besar risiko dunia yang patut diwaspadai. Padahal, sebelumnya, menurut data 2007-2011, krisis air tidak tergolong masalah utama. Perubahan tersebut menandakan krisis air sudah meluas dan banyak dirasakan sehingga menjadi salah satu problem sosial yang patut diwaspadai.(1)
Manusia tidak akan lepas dari kehutuhan akan air. Seiring semakin meningkatnya  jumlah penduduk, kebutuhan akan air juga meningkat. Banyak negara mulai berhemat dan mengurangi pemborosan penggunaan air. Usaha luar biasa dilakukan agar manusia tidak musnah karena berebut air. Peluang seperti inilah yang ditangkap oleh pengusaha besar untuk terjun dalam bisnis air. Sumber-sumber air dikuasai, air menjadi bisnis yang meraut keuntungan bermilyar-milyar.  Ekspor air semakin mendatangkan banyak keuntungan dan devisa.Â
Air menjadi masalah sosial, bukan hanya di negara berkembang tetapi juga diberbagai negara maju. Disebut problem sosial karena permasalahan air menyangkut hidup mati manusia. Bahkan, krisis air manjadi penyebab konflik di 45 negara. Beberapa di antaranya hingga menyebabkan kekerasan dan penggunaan senjata.(1)
Kondisi bumi yang memburuk menambah parah krisis air yang telah terjadi selama bertahun-tahun. Berdasarkan data UN Water, saat ini saja 4 miliar orang atau dua pertiga penduduk dunia hidup dalam kekurangan air minimal dalam sebulan. Sementara 500 juta orang kekurangan air selama satu tahun. Permasalahan ini menjadi pembahasan utama di tingkat dunia. Sebab, hampir setiap negara, bahkan negara maju pun, mengalami krisis air. (1)
Gaya hidup boros
Air akan menjadi masalah utama berbagai negara. Sementara banyak negara yang kaya akan sumber air, menghambur-hamburkan air begitu saja, mengeksploitasi air untuk memperkaya berbagai usaha. Perilaku manusia, keserakahan manusia dalam menggunakan air ternyata telah melumpuhkan berbagai kota pada krisis yang hebat. Â
Banyak aktivitas di sekeliling kita yang tanpa disadari ternyata merupakan bentuk-bentuk pemborosan sekaligus penghamburan  sumber daya air. Misalnya saja, aktivitas mandi yang setiap hari terkadang menghabiskan 25 galon air. Buang air pun ternyata memerlukan begitu banyak air, bagaimana jika milyaran orang melakukan hal yang sama. Apalagi aktivitas mencuci; mencuci pakaian, mobil, piring, motor. Berapa yang kita boroskan, hanya untuk memuaskan diri?  Hewan-hewan ternak ternyata menghabiskan air yang begitu banyak. Anggapan yang terus saja terulang, alam telah menyediakan air yang tidak terbatas.  Kita bebas menghabiskan sekehendak kita.Â
Berbagai aktivitas mausia tersebut ternyata telah membuat pencemaran air terjadi dimana-mana. Sampah menumpuk dimana-mana. Air lebih kaya akan bahan kimia, dibandingkan mineral yang menjaga tubuh kita. Air pun menjadi  tidak layak pakai apalagi diminum. Kondisi ini sudah kita lihat di sekekiling kita. Bagaimana sungai menghitam, kehidupan hewan air terganggu, kehidupan tumbuhan air terganggu. Kita telah menghancurkan habitat kehidupan di dalam air. Â
Melangkah bersama
Banyak negara mulai menata penggunaan air, melarang penggunaan air yang tidak penting dan cenderung berlebihan. Maka, di banyak negara membiarkan  mobil dan motor terlihat kotor menjadi hal yang biasa, mesin-mesin cuci piring, pakaian dan perkakas rumah tangga dibuat dengan meminimalkan penggunaan air, toilet-toilet kering minim penggunaan air dibuat. Kita mulai serius memikirkan penggunaan air.
Kita tidak lagi bisa melihat  tumbuhan air menghijauan sungai. Kita tak lagi melihat anak-anak begitu bahagia mandi di sungai. Pemandangan indah 30 tahun lalu tidak akan kita lihat lagi, karena air sudah tidak menjadi sahabat kita lagi. Kita telah menghancurkan kebaikan sahabat kita. Air.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H