Masalah pun meluas. Masalah Rafael akhirnya mnembongkar semua kebusukan-kebusukan yang selama ini dipendam. Peristiwa ini akhirnya membongkar pula kebusukan pejabat-pejabat pajak lainnya. Peristiwa ini membongkat kebusukan-kebusukan yang tersembunyi bukan hanya di perpajakan tetapi menyasar ke sektor lain, Bea Cukai.Â
Kementrian pun bertindak tegas. Rafael dicopot. Klub BlastingRijder DJP, sebuah klub moge dimana Rafael biasanya memamerkan moge dibubarkan. Â Orang-orang pajak dianggap telah menurunkan dan menghancurkan kredibilitas pajak. Padahal, sebagai bentuk gotong-royong, sebenarnya dana ini dikumpulkan berdasarkan tanggung jawab dan kerelaan wajib pajak. Ternyata, apa yang telah mereka bayarkan selama ini hanya dinikmati oleh segelintir orang, dan itu adalah orang-orang pajak, pejabat-pejabat yang seharusnya menjaga harga diri, menjaga rumah sendiri, menjaga perpajakan Indonesia.Â
Seruan muncul untuk menolak membayar pajak sekaligus menolak melaporkan SPT Tahunan. Seruan boikot pajak sempat menggema di berbagai media, bukan hanya melalui olok-olok dan meme satire atas kondisi nyata perpajakan Indoensia. Tamparan luar biasa  dirasakan Dirjen Pajak dan kementrian keuangan.Â
Pesta usai
Padahal,  masih begitu banyak masalah lain yang harus diselesaikan agar pajak benar-benar menjadi andalan pendapatan negara, misalnya program perpajakan yang tidak efektif, SDM perpajakan tidak profesional, tingkat kepatuhan masih rendah, kebijakan pajak pro pebisnis, serta  tidak efisien dan efektifnya relaksasi fiskal. Namun, masalah perpajakan yang belum terselesaikan dan banyaknya pejabat yang tidak profesional ternyata telah membawa kondisi perpajakan kita sampai ke titik nadir.Â
Bagaimanapun, pajak menjadi sektor yang diandalkan untuk tetap mempertahankan negeri ini tetap tegak berdiri, pembangunan harus terus berjalan. Namun, jika pengelola pajak sendiri hanya diisi oleh pejabat-pejabat yang doyan korupsi dan memperkaya diri, setiap hari melakukan pencucian uang (money loundering), setiap pagi update tumpukan kekayaan, jangan berharap kepercayaan masyarakat terbangun nyata.Â
Sejatinya bulan Maret dan April menjadi pesta meriah masyarakat dan perpajakan Indonesia. Â Namun, ontran-ontran pejabat pajak ternyata telah menandai usainya pesta.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H