Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Girpasang: Pesona Bukit Terhimpir Jurang

6 Maret 2023   16:31 Diperbarui: 6 Maret 2023   16:40 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerbang masuk Kampung Girpasang (dokpri)

Indonesia. Alam Indonesia begitu kaya. Sepanjang hari, sepanjang waktu, kita bisa menikmati keindahan alam Indonesia. Mengarungi alam Indonesia tidak cukup dalam satu hari saja. Keindahannya muncul sebagai mutiara yang tersembunyi. 

Sebuah bukit dengan batas-batas jurang yang begitu dalam, di kelilingi alam nan hijau, dengan cucuran air gemericik yang memperindah sebuah gunung penguasa pulau, Gunung Merapi, seperti hanya tergambar dalam film-film fiksi. Keindahan itu terpadu dengan ragam budaya, dan kesantuan penghuni desa. 

Girpasang saat itu

Kampung Girpasang. Kampung ini berada di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Letaknya di atas bukit yang dikelilingi jurang yang dalam hampir menyulitkan siapa saja untuk singgah. Kampung Girpasang memang hanya sebuah kampung yang sempat dikatakan sebagai kampung yang terisolasi. Tidak ada moda transportasi apapun untuk bisa kesana. Hanya jalan setapak licin di kala hujan yang menjadi pintu masuk kampung. 

Gerbang masuk Kampung Girpasang (dokpri)
Gerbang masuk Kampung Girpasang (dokpri)

Secara geografis kampung ini sebenarnya adalah  sebuah punggung bukit yang diisolasi oleh dua jurang di sisi sebelah barat dan timur. Jurang sedalam sekitar 150 meter dan memiliki lebar sekitar 120 meter begitu menyulitkan warga untuk melakukan aktivitas. Padahal sebanyak  34 jiwa yang tersebar dari 12 kepala keluarga (KK) itu sebenarnya membutuhkan komunikasi dengan kampung lain di sekitarnya. 

Kampung Girpasang yang terletak 5 kilometer dari Gunung Merapi itu memang mempunyai sejarah yang panjang. Kampung sempat dianggap sebagai tempat persembunyian masyarakat dari kejaran tentara Jepang tersebut, kampung persembunyian. Nama  Girpasang sebenarnya diambil dari kata gligir sepasang. Gligir merupakan sebutan untuk sebuah bukit yang dihimpit oleh dua jurang. Kata sepasang melambangkan sepasang jurang yang menghimpit bukit tersebut. Girpasang adalah sebuah bukit yang terhimpit jurang. 

Kampung Girpasang (dokpri)
Kampung Girpasang (dokpri)

Girpasang memang menawarkan pemandangan alam yang sangat cantik. Bukan hanya itu, di sekeliling Girpasang juga bisa dinikmati Goa Dowo dan Goa Jepang. Goa Dowo  konon pernah digunakan sebagai tempat bertapa dan memohon kepada yang Maha Kuasa oleh Joko Tingkir, sedangkan  Goa Jepang, berjarak 1,5 kilometer, adalah goa yang dijadikan tempat persembunyian bala tentara Jepang.

Pemandangan dari Kampung Girpasang (Dokpri)
Pemandangan dari Kampung Girpasang (Dokpri)

Saat itu, Kampung Girpasang belum mempunyai sarana transportasi untuk menghubungkan dengan kampung terdekat. Tidak ada komunikasi dengan kampung sekitar. Seluruh aktivitas warga ke desa sekeliling dilakukan dengan berjalan kaki, misalnya, membeli kebutuhan sehari-hari, menjual hasil panen, menjual hasil ternak, bahkan masyarakat yang sakit atau melahirkan harus ditandu naik-turun jurang,  menyusuri jalan setapak nan licin. Tidak ada bidan, tenaga kesehatan dan juga pedagang yang mau ke Girpasang. Saat itu, Kampung Girpasang memang benar-benar terisolir.  

Girpasang saat ini

Namun, usaha warga Girpasang untuk memajukan daerah terus dilakukan. Salah satunya adalah dengan  membangun gondola. Masyarakat bersama-sama membangun gondola, menghubungkan  desa itu dengan desa sekitar. Selain untuk mengangkut hasil bumi, juga transportasi manusia. Meski awalnya digerakkkan manusia, perlahan-lahan mulai diubah dengan tenaga mesin. Jalan setapak perlahan-lahan mulai ditinggalkan. 

Apalagi setelah jembatan gantung dibangun dan mulai dimanfaatkan pada Januari 2022, kampung yang tadinya sunyi dan hanya terdengar cerita kesedihan perlahan-lahan mulai bangkit. Masyarakat kampung Girpasang dan kampung sekitar mulai terhubung. Hasil bumi mudah dijual, toko-toko mulai lengkap menyediakan berbagai kebutuhan, wisata pun hadir sebagai salah satu unggulan. Penduduk Girpasang mulai membuka usaha penginapan, membuka kedai kopi sekelas cafe. Wisatawan mulai berdatangan. Lambat laun, wisatawan mulai mencari keunikan produk-produk khas Kampung Girpasang.

Kampung Girpasang bangkit, bahkan membangkitkan kampung-kampung tetangga. Bukan hanya di akhir pekan saja begitu ramai, setiap hari, kini kampung itu hidup sebagai desa wisata yang begitu kaya akan keindahan alam dan budaya. Kini, kisah tentang Kampung Girpasang yang terisolir hanya tinggal cerita. Girpasang hidup dan menghidupi ratusan orang penghuni lereng Merapi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun