Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ingar-Bingar ChatGPT: Tugas Guru Semakin Berat

10 Maret 2023   21:49 Diperbarui: 10 Maret 2023   22:09 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Gerd Altmann - Pixabay.com)

Guru. Peran guru dalam dunia pendidikan modern sekarang ini semakin kompleks.  Meskipun tugas utama seorang guru adalah sebagai  pengajar, tetapi  mendidikkan karakter, moral, sosial dan budaya juga merupakan bagian penting dalam proses pendidikan. 

Guru memang menjadi pemimpin utama di kelas. Guru adalah teladan, model,  mentor bagi peserta didik.  Kehadirannya tidak terbatas hanya menuangkan pengetahuan kepada peserta didik, tetapi juga mewujudkan perilaku profesional berkarakter dalam seluruh proses  olah pikir, olah hati dan olah rasa. Kehadiran guru adalah kehadiran roh kebajikan dalam mengelola berbagai pengalaman. Guru adalah pusat pendidikan itu sendiri. 

Guru harus mempu melaksanakan tugas profesionalnya di tengah berbagai ragam tantangan zaman, termasuk semakin tergantungnya peserta didik terhadap teknologi. Teknologi telah membentuk kebiasaan berpikir dangkal, bertindak instan,  individualistik, dan minimnya relasi peserta didik dengan alam dan lingkungan.  

Era artificial intelligence

Kehadiran artificial intelligence (AI) yang begitu supercepat membawa perubahan perilaku dan cara belajar manusia. Teknologi supercanggih ini  mungkin saja akan menguasai manusia di masa depan.

Bagaimana tidak, kehadiran  ChatGPT yang akhir-akhir ini ingar-bingar menjadi topik pembicaraan  banyak orang di berbagai platform media sosial telah menyita perhatian begitu banyak kalangan, termasuk dunia pendidikan. Banyak yang merasa terancam, banyak yang menduga puncak teknologi akan segera tiba,dan manusia akan dikuasai teknologi superpintar ini.

Melatihkan berpikir kritis (dokpri)
Melatihkan berpikir kritis (dokpri)

Meskipun ChatGPT sebenarnya hanya sebuah chatbot berbasis teknologi artificial intelligence (kecerdasan buatan) yang dapat melakukan interaksi percakapan dengan penggunanya secara canggih, tetapi membuat jutaan manusia percaya dan begitu tergantung pada informasi yang diberikan ChatGPT. Kita bisa bertanya tentang kesehatan, kebijakan, politik, budaya, musik, bahkan sejarah. Jawaban pun begitu lengkap dan seolah-olah superbenar, tanpa kesalahan. Rasanya tidak akan ada manusia secerdas ChatGPT.

Kecerdasan chatbot ini tergambar ketika  memberikan jawaban yang luwes saat  pengguna mengirimkan pertanyaan atau perintah dan menyusunnya menjadi sebuah teks yang lengkap. Kebiasan membaca sebagai salah satu cara menggali pengatahuan pun seolah mati tanpa daya. Ketergantungan akan chatbot ini semakin menghantui dunia pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun