Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Menikmati Puisi Karya ChatGPT

26 Februari 2023   21:23 Diperbarui: 27 Februari 2023   12:27 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Gerd Altmann dari pixabay.com (https://pixabay.com/images/id-2167835/)

Teknologi. Kita masuk dalam sebuah dunia buatan tanpa batas. Ruang-ruang kehidupan mulai berubah. Batas-batas antar manusia mulai tergoyahkan. Dunia buatan manusia mulai menguasai dan menjadi nyata. 

ChatGPT sebenarnya adalah sebuah model pemrosesan bahasa alami canggih yang dapat menghasilkan mirip teks yang dihasilkan manusia secara real-time. Karena kemampuannya yang begitu mengesankan, diperbincangkan begitu ramai di bergagai media. Berbagai profesi merasa terancam, berbagai profesi pun mulai menilik berbagai keuntungan. 

Respons yang koheren dan menarik terhadap berbagai perintah membuat begitu mudahnya informasi itu dinikmati. Konten berharga untuk tugas-tugas seperti chatbot, pembuatan konten, dan terjemahan bahasa begitu mudahnya didapat.Bahkan karya seni pun bisa kita nikmati. 

Puisi tentang pandemi

Coba ketika kita meminta melalui ChatGPT ini untuk membaut puisi. Ketik perintak, "Buatlah puisi tentang pandemi?" KIta bisa menikmati pusi itu sebagai berikut;

Di balik dinding-dinding rumah,
Kita bersembunyi dari pandemi ini,
Kita bertahan di dalam ruang kecil,
Mencoba bertahan dari kesepian dan ketakutan.

Dunia terasa seperti mati,
Kota-kota terlihat sepi dan hampa,
Jalan-jalan kosong dan bisu,
Tak ada suara kecuali suara angin berhembus.

Tapi ada kekuatan yang masih terbangun,
Cahaya di dalam kegelapan yang membayang,
Kita saling menguatkan dengan doa dan tawa,
Mengikat hati dan memperkuat semangat.

Maka kita merangkai asa dan mimpi,
Menjadi satu di dalam perjuangan ini,
Menjaga kebersihan dan menjaga jarak,
Mengingat bahwa kita saling bergantung.

Di balik dinding-dinding rumah,
Kita masih berdiri, meski terus bergoyang,
Pandemi mungkin menakutkan,
Namun kita tetap berjuang, tumbuh dan bangkit kembali.

Puisi tentang Tuhan 

Ketika kita meminta untuk membuat puisi tentang Tuhan, dengan pertanyaan, 'Buatlah puisi tentang tuhan?", kita pun akan meikmati karya kecerdanan buatan itu sebagai berikut;

Di dalam rasa tak berdaya dan sendirian,
Ketika hati terasa hampa dan kosong,
Tak ada yang dapat membantu diri ini,
Maka Tuhanlah tempat yang kuharapkan.

Di balik kisah hidup yang berliku,
Penuh dengan kebingungan dan kebingungan,
Aku tak bisa merencanakan nasibku sendiri,
Maka Tuhanlah yang aku andalkan.

Ketika ku terjerat dalam kesalahan,
Membuat hatiku terasa sangat berat,
Ku tahu hanya Dia yang bisa memaafkan,
Maka Tuhanlah yang kucari.

Di dalam hatiku yang berdebar-debar,
Menunggu waktu yang tak kunjung tiba,
Aku tahu hanya Dia yang tahu jalan keluarnya,
Maka Tuhanlah yang kusertai.

Dalam setiap nafasku dan detak jantungku,
Ku rasakan keberadaan-Nya yang menyelimuti,
Ku berdoa agar selalu dekat dengan-Nya,
Karena Tuhanlah segalanya bagi diriku.

Puisi tentang akhir bulan

Katika akhir bulan menjadi hari yang selalu ditunggu jutaan pekerja, kita bisa menikmati karya kecerdaan buatan dengan tema gajian akhir bulan. Dengan perintak, "Buatlah puisi tentang gajian di akhir bulan?", sebuah pusi dalam hitungan 20 detik tercipta.

Di akhir bulan kini tiba saatnya,
Kantong sudah kosong, pikiran mulai penat,
Namun hari ini akan terasa berbeda,
Karena gajian telah tiba, hadir dengan segala pesona.

Gelisah dan khawatir perlahan menghilang,
Di dalam hati terasa riang dan bahagia,
Tak sabar menunggu pengumuman gaji,
Semoga hasil jerih payah sudah terbayar.

Uang yang terkumpul dari bulan ke bulan,
Tak jarang jadi impian untuk menabung,
Bahkan terkadang untuk membeli barang baru,
Namun bagaimanapun juga, pasti ada tujuan yang benar.

Gajian di akhir bulan bukan hanya tentang uang,
Tapi juga tentang perasaan lega dan tawaran harapan,
Bahwa esok hari akan lebih baik dari hari ini,
Dan upaya serta kerja keras akhirnya akan terbayar lunas.

Akhir bulan bukan hanya tentang gajian,
Namun tentang menghargai nilai dari waktu dan usaha,
Menghormati kerja keras dan pantang menyerah,
Serta berterima kasih kepada Tuhan atas semua karunia-Nya.

Begitu banyak pertanyaan, begitu banyak jawaban. Mesin-mesin penjawab itu mengganti jutaan profesi yang kita raih dalam ribuan waktu dan tahun. Kita menghadirkan otak di dalam mesin-mesin penjawab.  Kita mungkin akan mengganggapnya sebagai teman, bawahan, atasan, guru, bahkan orang tua kita. 

Kita masuk ke dalam dunia digital yang begitu cerdas. Kita akan semakin menikmati teknologi sebagai asisten hidup. Kita akan menikmati dunia seperti sahabat, meski tak bisa menghadirkan rasa di dalamnya. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun