Berbicara. Menelususi jejak-jejak pembelajaran selama kelas sepuluh dan sebelas menuntut setiap siswa berani menuturkan rasa dan pikiran. Tanpa aksi nyata dalam pengamatan dan penelitian, pikiran-pikiran hanya akan terbelenggu. Setiap kata dalam berbagai pembicaraan hanya akan menjadi kebohongan belaka. Â
Dalam seluruh proses pendidikan selama dua setengah tahun, peserta didik kelas XII belajar berbagai ketrampilan. Kompetensi peserta didik  dalam berbagai ketrampilan dipelajari dan dilatihkan dalam berbagai jalur pengajaran. Seluruh bidang studi  tidak akan melepaskan dari latihan berbicara, setiap peserta didik harus berlatih dan memperkaya diri dengan berbagai ketrampilan, terutama berbicara.Â
Proses pendidikan di kelas  menuntut setiap peserta didik terampil berbicara. Pengetahuan yang diperoleh selama belajar harus bisa diekspresikan secara lisan selama dalam proses belajar-mengajar di kelas maupun di luar kelas. Keberanian untuk mengungkapkan gagasan, ide adalah kompetensi inti yang harus dimiliki setiap peserta didik. Maka, terampil adu argumentasi, terampil menjelaskan, dan terampil bertanya sebagai syarat mutlak menjadi pelajar masa depan.Â
Ketrampilan peserta didik
C-xlence Kolese Kanisius tidak hanya menjadi sarana penilaian kompetensi peserta didik saja, tetapi proses yang dilakukan selama proses penelitian adalah bentuk pembelajaran ketrampilan peserta didik. Dalam proses konsultasi dengan guru pembimbing, misalnya, siswa dituntut untuk memahami betul apa yang akan diamati. Ketika peserta didik mempresentasikan proposal, setiap kelompok harus memahami lebih mendalam tujuan-tujuan yang akan dicapai dalam penelitian.Â
Ketika peserta didik terlibat dalam penyusunan jurnal ilmiah atau karya ilmiah, setiap peserta didik harus mampu mengemukakan gagasan dan ide dalam bentuk tulisan yang runtut, cepat dan cermat. Anggota kelompok tidak dapat berdiri sendiri, seluruh anggota harus berkolaborasi menyatukan pikiran dan gagasan.Â
Presentasi yang dilaksanakan pada saat C-xlence merupakan latihan menyampaikan gagasan, memperdalam ide, mendengarkan masukan, menjawab pertanyaaan secara tepat, dan tentu saja berkomunikasai dengan santun. Kehadiran guru, peserta didik lain dan orang tua akan sangat melihat dan menentukan seberapa baik ketrampilan setiap peserta didik berkembang. Guru tidak menjadi penilai mutlak atas ketrampilan setiap peserta didik dan kelompoknya.Â
Karena penyampaikan pikiran dapat dilakukan secara  lisan dan tulisan, secara bebas dan bertanggung jawab seluruh peserta didik harus dapat menyampaikan gambaran penelitian yang telah dilakukannya.Â
Karena kemampuan  berbicara selalu berkembang secara alamiah, tidak semua orang memiliki ketrampilan seperti ini. Jika tidak pernah dilatihkan, seorang peserta didik tidak akan mempunyai kemampuan berbicara yang terampil dan teratur. Tanpa kemampuan ini,  setiap peserta didik tidak akan mempunyai kepercayaan diri. Siswa akan terbelenggu pada perasaan gugup dan gagasan yang dikemukakan menjadi tidak akan teratur.Â
Ketrampilan berbicara menuntut  penggunaaan bahasa yang teratur dan rapi. Oleh karena itu, pembelajaran ketrampilan berbicara penting diajarkan pada setiap jenjang pendidikan. Bukan hanya di kelas, pembelajaran ketrampilan berbicara dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan, seperti pemilihan OSIS, presentasi jurnal ilmiah, pertemuan rutin sekolah, atau kegiatan rutin lain yang dilaksanakan sekolah.Â
Komunikasi dan kolaborasiÂ
Pembelajaran berkomunikasi terutama  dalam menguasai  kosakata, keberanian menyampaikan ide atau gagasan secara lisan, baik dalam secara  formal maupun nonformal mempunyai  andil besar dalam membina kemampuan berbicara. Ketrampilan berbicara akan meningkat seriring proses latihan yang dialami terus-menerus. Maka, C-xlence Kolese Kanisius secara rutin dilaksanakan agar setiap siswa benar-benar terlatih untuk berbicara efektif dan efisien.
Â
Sebagai bagian dari pemenuhan ketrampilan public speaking, C-xlence dapat  membantu peserta didik dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis (critical thinking). Meskipun terkadang peserta didik begitu  susah menyuarakan ide atau gagasan yang ada dalam pikiran, setiap harus diberikan kesempatan untuk  meningkatkan kualitas dirinya.Â
Kegiatan C-xlence  diharapkan akan mendorong setiap peserta didik akan secara terus-menerus belajar, meningkatkan  minat setiap siswa untuk bertemu orang-orang baru, berkumpul dengan teman-teman dalam suasana komunikasi yang bersahabat, agar terbangun relasi  sosial atau network yang luas. Kemampuan public speaking akan mendorong dan  membantu siswa berkomunikasi dengan lebih baik. Jika ini terjadi, setiap peserta didik siap untuk  menjadi pemimpin.
C-xlence menjadi sarana perayaan ketrampilan peserta didik, bukan hanya dalam berpikir tetapi juga berbicara. Setiap proses penelitian selalu menuntut  kebenaran mendalam yang diperoleh, dipikirkan dan disuarakan kepada seluruh umat manusia. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H