Waktu demi waktu mengalirkan kekuatan nyata. Melalui jam ini, menjadi manusia biasa yang hadir dalam kesibukan bersama. Dalam pekerjaan inilah murid menjadi setia, guru menjadi setia. Kesetiaan itu dihadirkan dengan jam palsu yang melekat erat di tangah kiri. Jam itu palsu bagi orang lain. Jam itu tetap asli, karena menghadirkan detik-detik, menit-menit dan jam-jam waktuku harus menyampaikan peristiwa dan cerita hari ini.Â
Jam palsu ini istimewa. Tanpa mutu bergerak maju. Tanpa henti mengalunkan cara, si empunya hadir di mana-mana. Rasa malu, rasa rendah, rasa nya tak perlu hadir menguras suasana. kehadiran jam palsu ini, bukan membuatku memalsukan cerita dan peristiwea. jam palsu ini menandai dia yang tetap berkarya; setiap detik, setiap menit dan setiap jam. Meski hari berganti, menghabiskan baterai setiap saat.Â
Jam palsu ini menjadi intimewa karena selalu menandai waktu, meski bukan kebahagiaan. Tidak pernah terlambat, tidak pernah berhenti berdetak, jam waktu ini menjadi teman setiaku. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H