Tek-tek-tek-tek-tek-tek-tek-tek-tek. Suara lato-lato itu mulai terdengar ketika kedua bola mulai bertumbukan pelan-pelan. Semakin cepat kedua bola itu saling menumbuk, semakin keras dan melengking suara lato-lati. Pada akhirnya, kedua bola itu akan selalu bertumbukan hingga membentuk lingkaran. Saat itulah anak itu tersenyum, senang dan mulai menunjukkan kebolehannnya di antara teman-teman lain.Â
Permainan lato-lato kembali menjadi primadona bagi anak-anak. Meski beberapa tahun lalu sempat juga menjadi permainan tradisional yang disukai anak-anak, ketidakmunculannya tergeser karena munculnya telepon pintar dengan permainan-permainannya yang menantang dan menyenangkan.Â
Sebagai sebuah permainan, kemunculan dan viralnya lato-lato di negeri ini, ternyata tidak hanya sekadar membawa berkah bagi pedagang, produsen lato-lato atau importir permainan tradisional ini.Â
Tentunya menjadi sebuah pertanyaan besar bagaimana lato-lato ini muncul di tengah hiruk-pikuk negara memikirkan mobil listrik, hiruk-pikuk pemerintah memikirkan berpindahnya Ibu Kota Negara, atau hiruk pikuk KPU memikirkan dan melaksanakan tahapan-tahapan Pemilu. Lato-lato menandai berbagai peristiwa besar di negeri ini, terutama politik menjelang Pemilu.Â
Lato-Lato dan Pergulatan Politik
Lato-lato memberikan gambaran pergulatan politik mulai terjadi di negeri ini. Partai-partai mulai mencari teman sejati. Tokoh-tokoh politik mulai menunjukkan dan aktif diberbagai media sosial, menunjukkan janji, mimpi dan harapan jika menjadi pemimpin di negeri ini.Â
Tokoh politik yang ketika menjabat diam, tiba-tiba bersuara begitu keras di berbagai media. Media sosial dipenuhi update kegiatan diberbagai daerah, update peristiwa yang dilakuinya. Suara lato-lato menandai setiap peristiwa politik negeri ini, semakin bertambah hari semakin ramai dan keras suara itu terdengar. Tek-tok-tek-tok-tek-tok-tek-tok, suara itu semakin keras, gerakan semakin cepat.Â
Pertengahan Juni 2022, tiga partai politik pendukung pemerintah resmi membentuk poros bernama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Ketiga parpol itu yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN). Bulan Agustus 2022, Partai Gerindra memutuskan untuk berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Â Koalisi antar partai mulai terjadi, ada yang semakin dekat dan ada yang hingga saat ini mulai merapuh.Â
Bulan Oktober 2022, Partai Nasional Demokrat secara terang-terangan mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres pada pemilu 2024. Deklarasi itu disampaikan secara langsung oleh Ketua Umum NasDem, Surya Paloh. Â
Tidak mau kalah dengan Partai NasDem, pada Oktober 2022, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendukung pasangan Ganjar Pranowo dan Yenny Wahid sebagai pasangan calon di Pilpres 2024. Pasangan Ganjar-Yenny dianggap orang yang paling cocok untuk memimpin Indonesia.Â
Pelan-pelan, satu per satu tokoh mulai dihadirkan di tengah panggung politik menjelang pemilu. Bisa jadi, setiap partai mulai memperlihatkan etalase politiknya, tokoh mulai dihadirkan, mimpi mulai dibagikan, harapan mulai diperjualbelikan.Â
Semua mencoba peruntungan dalam sebuah pasar kaget di seluruh penjuru; desa, kota, dan Ibu Kota. Perlombaan akan segera dimulai, dia yang keras bersuara dan dia yang cepat bergerak mencoba peruntungan jadi juara.Â
Kata-kata mulai dihadirkan sebagai pemantik kebosanan masyarakat. Prediksi dan tebak-tebakan kian nyata memancing setiap yang mendengar. Prediksi hadir sebagai pemanis rayuan. Petahana memulai dengan kode-kode sumbang, menandai ada bujukan dan keinginan untuk melanjutkannya menjadi gerakan.Â
Misalnya saja, dalam acara Gerakan Nusaantara Bersatu di GBK, 26 November 2022, Jokowi memberi sinyal dukungan kepada Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo untuk  Pilpres 2024. Dukungan dan sinyal itu terekam dalam kode-kode dan tebakan yang mengarah kepada Gubernur Jawa Tengah. Tek-tok-tek-tok-tek-tok, suara itu pun mulai terdengar keras menggertak dan semakin cepat.
Obral harapanÂ
Ketika semuanya mulai mencoba menyatukan kata, menggabungkan berbagai keadaan, tidak sedikit yang mulai tidak kuasa, tidak sanggup berjalan dan melanjutkan. Â Mulai berguguran dalam irama lato-lato yang tak karuan.
Pada November 2022 tiba-tiba tiga partai politik; Nasional Demokrat, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang semula mencoba mendeklarasikan Koalisi Perubahan, mengurungkan niatnya. Gagal, suara lato-lato itu terhenti. Diam tak terdengar lagi.Â
Meski suara lato-lato terhenti, perjalanan politik menjelang pemilu tidak akan terhenti. Semua akan mencari kawan, semua akan menciptakan lawan. Tidak berhenti sampai pada sebuah tujuan; jadi pemenang, jadi penghalang, atau jadi pecundang. Kita akan semakin sering mendengar siapapun bisa obral dagangan, obral harapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H