Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Politik Lato-lato Menjelang Pemilu 2024

17 Januari 2023   07:00 Diperbarui: 17 Januari 2023   07:04 1366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Semua mencoba peruntungan dalam sebuah pasar kaget di seluruh penjuru; desa, kota, dan Ibu Kota. Perlombaan akan segera dimulai, dia yang keras bersuara dan dia yang cepat bergerak mencoba peruntungan jadi juara. 

Kata-kata mulai dihadirkan sebagai pemantik kebosanan masyarakat. Prediksi dan tebak-tebakan kian nyata memancing setiap yang mendengar. Prediksi hadir sebagai pemanis rayuan. Petahana memulai dengan kode-kode sumbang, menandai ada bujukan dan keinginan untuk melanjutkannya menjadi gerakan. 

Misalnya saja, dalam acara Gerakan Nusaantara Bersatu di GBK, 26 November 2022, Jokowi memberi sinyal dukungan kepada Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo untuk  Pilpres 2024. Dukungan dan sinyal itu terekam dalam kode-kode dan tebakan yang mengarah kepada Gubernur Jawa Tengah. Tek-tok-tek-tok-tek-tok, suara itu pun mulai terdengar keras menggertak dan semakin cepat.

Obral harapan 

Ketika semuanya mulai mencoba menyatukan kata, menggabungkan berbagai keadaan, tidak sedikit yang mulai tidak kuasa, tidak sanggup berjalan dan melanjutkan.  Mulai berguguran dalam irama lato-lato yang tak karuan.

Pada November 2022 tiba-tiba tiga partai politik; Nasional Demokrat, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang semula mencoba mendeklarasikan Koalisi Perubahan, mengurungkan niatnya. Gagal, suara lato-lato itu terhenti. Diam tak terdengar lagi. 

Meski suara lato-lato terhenti, perjalanan politik menjelang pemilu tidak akan terhenti. Semua akan mencari kawan, semua akan menciptakan lawan. Tidak berhenti sampai pada sebuah tujuan; jadi pemenang, jadi penghalang, atau jadi pecundang. Kita akan semakin sering mendengar siapapun bisa obral dagangan, obral harapan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun