Toko ini penting untuk ibu-ibu yang bisa belanja tidak dalam jumlah besar. Jika kebutuhan hanya untuk beli garam pun bisa di toko sebelah, tidak perlu jauh-jauh di supermarket. Apalagi jika tengah malam ketika kita asyik nonton pertandingan sepak bola dan pengin makan mie goreng, tetapi ternyata tidak ada stok di rumah. Sebentar meluncur ke toko sebelah, dan dengan 10 ribu kita bisa mendapatkan barang itu.Â
Kalau tiba-tiba gas kita habis ketika memasak mie, ya, langsung saja bawa ke toko sebelah. Semua ada dan jam berapa pun siap setia melayani. Buka 24 jam. Kapan butuh, siap dengan harga terjangkau. Toko kelontong melayani 24 jam. Â
Pengusaha Muda
Membuka toko kelontong, memang bukan membuka supermarket. Meski perlu riset pasar sederhana, tapi keberanian untuk membuka menjadi modal utama. Barang bisa disiapkan bermacan-macam sesuai modal- siapkan saja sembako yang setiap hari dibutuhkan masyarakat. Niscaya akan terus habis dan tak bersisa. Agar lebih cepat tak bersisa, toko bisa buka dua puluh empat jam, atau tambahkan usaha lain yang sejenis, Â misalnya siapkan mesin pengisi BBM, atau berjualan mie rebus. Toko bisa buat tongkrongan, dan siap menyedian berbagai macam kebutuhan. Â Toko pasti akan ramai setiap hari, apalagi jika tersediakan wifi yang mudah diakses anak muda.Â
Membuka toko kelontong memang bukan sekadar membuka usaha musiman. Bukan sekadar mengumpulkan untung recehan. Dengan ketekunan niscaya pengusaha-pengusaha muda akan lahir mendukung ekonomi negeri. Disinilah, kewajiban pemerintah untuk mendukungnya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI