Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menilik Kembali Arti Bertetangga

21 November 2022   19:52 Diperbarui: 26 November 2022   13:05 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kematian satu keluarga yang terdiri dari 4 orang yang terjadi di Perumahan Citra Garden 1 Extention, Kalideres, Jakarta Barat beberapa minggu yang lalu adalah sebuah kisah yang begitu menyedihkan. Sebuah kisah memilukan bagaimana keluarga ini tidak mendapatkan perhatian dari orang di sekelilingnya, sehingga kematiannya tidak diketahui oleh masyarakat sekitar dalam beberapa hari. Tetangga tidak ada yang tahu, bahkan sampai berhari-hari.

Apalagi sempat diduga keempat orang tersebut mati kelaparan. Sebuah krisis sosial yang semakin melengkapi apa yang pernah disampaikan Presiden Joko Widodo bahwa setiap hari 19.700 orang meninggal karena kelaparan. Kelaparan sosial.

Hubungan Harmonis

Jumlah penduduk indonesia yang mencapai 276,4 juta pada tahun 2021, sejatinya merupakan potensi sumber daya manusia yang luar biasa. Apalagi jumlah penduduk usia produktif hampir hampir 190 juta jiwa. Sebuah kondisi yang sangat memungkinkan untuk membawa Indonesia menjadi negara maju.

Namun, jika kita lihat lebih dekat, bagaimana situasi penduduk produktif di Indonesia. Apakah begitu banyaknya penduduk produktif itu mau dan mampu bersatu untuk ambil bagian dalam pembangunan. Jika menilik dari contoh yang terjadi di Kalideres, rasanya perlu usaha sungguh-sungguh keras bukan hanya pemerintah tetapi peran masyarakat begitu penting. 

Interaksi antarmanusia sungguh penting untuk memelihara hubungan harmonis antaranggota masyarakat. Maka, mengetahui situasi dan kondisi sekeliling kita sebenarnya menjadi langkah awal untuk menjadikan manusia mempunyai visi yang sama. Jangan sampai peristiwa di perumahan nan mewah di Kalideres terjadi lagi. Maka, sudah selayaknya harmonisasi masyarakat sangat dibutuhkan. Tanpa itu, kita hanya akan menjadi beban satu sama lain.

Apalagi dengan semakin banyaknya manusia yang bertumbuh di muka bumi, semakin banyaknya manusia yang menghuni Tanah dan Negeri ini, kita akan semakin banyak mempunyai tetangga. Rasanya kita perlu menginstal kembali pola interaksi hubungan kita dengan orang-orang di sekitar.

Kita tidak bisa kembali masa lalu. Ketika menjadi tetangga, juga menjadi saudara untuk orang-orang yang ada di sekitar kita. Di sana tidak perlu tembok tinggi, tidak perlu jeruji besi, tidak perlu surat-surat perjanjian dan bukti kepemilikan. Kita hanya butuh kepercayaan, senyum dan sapaan. Jika mempunyai makan, berbagi menjadi pagar yang mampu mengalahkan egoisme dan ketidakpercayaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun