Para pangeran tentu tak pernah merasakan susahnya hidup karena harga-harga kebutuhan berebut naik, susahnya menunggak biaya kos-kosan. Penonton wayang yang adalah masyarakat kebanyakan tentu butuh figur yang mewakili keresahan dan kepenatan hidup mereka muncul dalam pagelaran.Â
Maka, figur punokawan, Gareng, Petruk dan Bagong bisa menjadi sarana untuk mengungkapkan apa yang tidak bisa dibicarakan apa adanya. Kekecewaan dijadikan bahan candaan. Itulah fungsi munculnya punokawan.
Mungkin dalam pagelaran praktik demokrasi jelang pilpres tahun depan yang saat ini sedang digelar, ada sesuatu yang tidak bisa diungkap maka perlu dibuat sebagai bahan guyonan. Komunikasi terjadi karena saling menertawai dan saling mencandai. Untuk apa terlalu serius, toh hasilnya sama saja, rakyat hanya penonton di tengah riuh pertarungan para pangeran yang saling berebut tahta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI