Dari berbagai catatan sejarah, seperti kita ketahui bahwa tidak ada raja Majapahit yang bernama Brawijaya, apalagi sampai Brawijaya V. Lalu siapakah Retno Pembayun, nenek Joko Tingkir tersebut?
Jika kita coba cocokkan dengan daftar penguasa Pajang dari berbagai prasasti dari Majapahit, maka ada kemungkinan Retno Pembayun adalah Dyah Sureswari, cucu Wikramawardhana yang berarti adalah sepupu dari raja pertama Demak, Raden Patah, karena ayah dari Dyah Sureswari, yaitu Bhre Tumapel Manggalawardhana adalah saudara dari ayah Raden Patah, Raja Kertawijaya.
Maka tidak heran jika setelah mengalahkan kebo danu, yang membuat kerusuhan di ibu kota Demak, kemudian Joko Tingkir lalu dijadikan menantu oleh Sultan Trenggana dan diangkat sebagai adipati di kadipaten Pajang, yang merupakan wilayah kekuasaan leluhur Joko Tingkir sendiri. Dan sepeninggal Sultan Trenggana yang mangkat di Pasuruan ketika mencoba menaklukkan Bhumi Blambangan, ketika terjadi ontran-ontran saling berebut tahta Demak, maka akhirnya Joko Tingkir yang dibantu oleh 3 perwira prajurit  dari Selo, kemudian naik tahta di kerajaan baru, yaitu kerajaan Pajang, dan Demak berubah dari pusat kerajaan menjadi wilayah bawahan dari Pajang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H