Mohon tunggu...
ari imogiri
ari imogiri Mohon Tunggu... Administrasi - warga desa

suka aja mengamati berita-berita politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jika Anisa Pohan Ada di Kapal Sinar Kudus....

12 April 2011   05:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:53 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membayangkan perasaan keluarga dari anak buah kapal Sinar Kudus yang disandera oleh perompak Somalia di perairan sekitar Laut Merah selama lebih dari 20an hari membuat saya miris. Tak terbayang bagaimana mereka bisa menjalani hari-hari tanpa kepastian bagaimana nasib keluarga mereka itu. Lebih parah lagi jika membayangkan apa yang ada di benak anak buah kapal itu sendiri, yang menjalani hari-hari tanpa kepastian di dalam kekuasaan perompak Somalia yang terkenal kejam dan bengis itu.

Ketika membaca alinea keempat pembukaan UUD 1945, terdapat sebuah kalimat  " ... membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia... "  Maka adalah sebuah kewajiban dari Negara dalam hal ini Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia lah untuk melindungi siapapun anak bangsa yang sedang dirundung masalah, tak terkecuali para anak buah kapal Sinar Kudus yang sedang disandera oleh para peompak itu.

Namun, fakta yang kita saksikan hari-hari ini, betapa Negara terkesan lamban untuk menangani permasalah itu, dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh Pemerintah Korea selatan yang membebaskan anak buah Kapal Samho Jewelry yang juga disandera oleh perompak Somalia, mereka dalam beberapa hari saja langsung melalukan operasi militer untuk membebaskan sandera dari tangan perompak.

Kita juga masih ingat, ketika kasus penyanderaan pesawat Garuda yang dilakukan oleh komando Jihad maka Pemerintah jaman itu langsung memerintahkan operasi pembebasan , kemudian terkenal dengan Operasi Woyla di bawah pimpinan Letkol Sintong Panjaitan. Artinya jaman dahulu Negara begitu sigap untuk melakukan tindakan untuk melindungi warga negaranya.

Namun kini, hari ini, kita lihat sekali lagi, betapa Pemerintah begitu lamban mensikapi peristiwa penyanderaan yang menimpa puluhan anak bangsa di perairan sekitar Laut Merah itu.

Saya tidak bisa membayangkan, jika misalnya dalam kapal Sinar Kudus itu terdapat nama seperti Anisa Pohan atau Alia Rajasa atau Nia Ramadani, apakah kira-kira masih selamban ini respon dari Pemerintah?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun