Mungkin banyak pengusaha dibidang kuliner yang menganggap aspek parkir ataupun kenyamanan parkir menjadi hal yang remeh. Padahal jika kita amati, tempat makan yang memiliki ruang parkir yang lebih luas atau mampu menampung cukup banyak kendaraan akan membuat konsumen nyaman untuk datang.
Angkringan yang selalu menempatkan gerobaknya di samping jalan raya, terkadang konsumen yang membeli bisa memarkirkan motornya sampai memasuki sebagian jalan raya. Berbeda dengan situasi kebanyakan warmindo ataupun RM padang yang meskipun warungnya berdekatan langsung dengan badan jalan, namun setidaknya mereka selalu menyediakan cukup untuk parkir kendaraan bermotor.
Tidak Mau Beradabtasi Dengan Perkembangan Zaman
Di era yang sudah memasuki revolusi industri 5.0 ini, sudah banyak pengusaha ataupun pemilik bisnis kuliner yang melakukan pemasaran produknya melalui platform digital. Sehingga konsumen tidak perlu lagi harus datang langsung untuk membeli produk mereka.
Hal ini lah yang tidak dilakukan oleh banyak dari pedagang angkringan yang cenderung memilih cara lama dalam berjualan. Berbeda dengan sebagian warmindo atau RM Padang yang ada di Jogja, yang sudah mulai beradaptasi menggunakan platform digital dalam pemasarannya.
***
Namun angkringan tetap menjadi tempat favorit makan saya di Jogja, dimanapun itu. Karena dengan segala kekurangan dan kesederhaannya itulah angkringan menjadi terasa spesial dan istimewa seperti sebutan untuk Jogja.
Tentu hal-hal diatas tadi juga merupakan dorongan supaya angkringan bisa menjadi raja kuliner di rumahnya sendiri, dan tidak akan punah atau pun tergerus dengan perkembangan zaman. Dalam lingkup yang lebih besar, harapannya kuliner-kuliner nusantara lainnya mampu menjadi raja di Negeri sendiri, Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H