Mohon tunggu...
Arih Sinulaki
Arih Sinulaki Mohon Tunggu... wiraswasta -

Lelaki yang memiliki jejak hidup nyata ,Humoris Normatif dan hidup apa adanya. Senang Memberikan Komentar @kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kenyataan Merasa Waras atau Rada-rada

15 Maret 2012   05:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:01 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pokoknya akan terang berderang mas ,itu sudah dikatakan oleh penguasa negeri ini .yang pasti tidak ada tempat bagi para tikus tikus yang menggerogoti kasus yang lagi menguap karena yang kuasa sudah muak dengan rakyat yang merasa di bohongi .tapi apa yang terlaksana itu yang tidak terjadi diakhir kenyataan .kadanga kadang hidup itu mesteri dengan  nyata kelakukan yang kita perbuat.apakah itu menjadi suatu baku kewajaran atau normatif itu tergantung yang mamahami dalam dua sisi yang sama dalam berbeda.

Masalah pembalut paha alias rok mini .

masalah ini juga naik kepucak permukaan  yang membuat ranah publik  menganga dan tersenyum simpul karena pakaian para staff di tempat mereka mangkal , apakah hal itu menjadi untuk kepentingan rakyat kedepan .apakah itu urusan yang genting sampai diumbar ku publik ,atau ini hanya sejenis akal akalan bulus saja.agar menjadi topik berita hangat .kalau tidak salah ini bukan pengalihan pengelihatan alias isu dangkal.

Masalah bungkusan pembalut barang alias kondom

biasanya ada barang tertinggal itu karena ada pelaku yang berbuat ,kok ditempat anggota dewan yang terhormat barang yang super ini ada ditemukan di tempat sampah dan sampai katanya ada dihalaman ,gudung rakyat bukan tempat maksiat dan menyalurkan hasrat,    ada tempat mulai dari kelas harga kaki lima sampai  kaki puncak himalaya .sudah cukup sandiwara diumbar ke rakyat .yang diperlukan adalah bekerja untuk kepntingan negara dan bangsa

masaalah sumpah pocong dan gantung di monas  dan teakhir adanya berita pecah presepsi ditubuh KPK karena ada di persimpangan di dalam kebijakan oleh para pemangku kepentingan atau lainya yang pasti ada ,karena ketegasan sang pemangku tanggung jawab yang tidak merasa terbebani dengan kebijakan tanpa ada pesanan nasi goreng dari para petinggi partai  ....entah masalah lulucon apalagi yang akan diberikan menjadi santapan rakyat  .yang pasti rakyat butuh makan ,pekerjaan  ,maka perluaslah lapangan dan kesempatan kerja untuk pemuda/i negeri ini buatlah pembangunan .jangan titipkan masalah yang tak berujung.yang berakhir ujung ujungnya .......begitu juga .

kalau begini kapan negeri ini akan dibuat maju .

di tunggu kepastian yang berani memberikan kenyataan .karena pemilu sudah dekat toen toen.siap siap jadi rakyat biasa yang terbiasa .

salam kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun