Mohon tunggu...
Arigo Muda
Arigo Muda Mohon Tunggu... -

Lahir di Jember 16 Juni 1993, saat ini studi di Faperta Unej, alumni SMAN 5 Jember dan SMPN 2 Jember. Suka hal yang berbau bola, apalagi sosok pelatih/manajernya. Mencoba beropini tentang hal itu.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Sang Cerdas Mourinho

13 September 2011   12:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:00 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepak bola modern telah menghasilkan banyak nilai yang terkandung di dalamnya. Total football ala Belanda di Piala Dunia 1974 dan 1978 sampai kehebatan Barcelona yang disebut-sebut sebagai tim terbaik sepanjang masa atas keberhasilan mereka merebut enam gelar sepanjang 2009.

Namun pencinta sepak bola pasti tidak akan melupakan nama Jose Mourinho sebagai petualang baru dalam dunia modern football. Ya, pria asal Portugal ini dinilai memiliki kontraposisi atas seni sepak bola menyerang. Betapa tidak, prinsipnya adalah " yang penting menang ". Kata-kata yang sinis dan penuh arogansi namun penuh makna tersirat di dalamnya. Mourinho adalah penyihir sejati dalam opera sepak bola dunia. Dia adalah sosok aroganisme yang mampu mempermainkan kata-kata sehingga mau tidak mau orang akan turut beremosi di dalamnya.

Deretan prestasi yang dicetaknya dalam melatih adalah bukti mutlak bila Mourinho adalah pelatih hebat. Siapapun pasti akan mengakui hal itu. Namun ketika bicara soal strategi dia melatih, diyakini akan banyak orang yang enggan untuk mengomentari lebih lanjut, bahkan mungkin banyak yang mencercanya. Mou adalah penganut pragmatisme sejati. Dia tidak peduli berapa gol yang dikreasikan timnya, dia hanya memikirkan bagaimana caranya untuk selalu menang dan menang. Kata-kata selalu inilah yang membuat dia mampu menguasai sejumlah liga elit di Eropa, seperti Portugal, Inggris, Italia, dan mencoba Spanyol dengan melatih Real Madrid.

Tuhan sepertinya telah mengaruniai Mou dengan otak yang cerdas dalam penjabaran arti sebuah sepak bola. Dia menganggap bila dalam melatih harus tahu banyak hal, tidak selalu soal taktik, lapangan, dan latihan. Hal ini pula yang telah menjadikan namanya besar di dunia persepakbolaan masa kini. Sifat dan kepribadiannya yang unik bahkan telah memancing kontroversi, komentar-komentar pedas, dan kemurkaan dari sejumlah pelatih yang notabene berseberangan pola pikir dengannya.

Di pentas Liga Inggris, nama-nama seperti Sir Alex Ferguson, Arsene Wenger, Rafael Benitez, hingga David Moyes adalah sosok yang kerapkali adu mulut dengan Mou. Semua itu disebabkan lidah Mou yang pandai menyulut emosi dan memperkeruh suasana. Meski demikian, kepergian Mou pada September 2007 silam dari pentas liga tersibuk di dunia itu membuka rasa kangen dari lawan-lawannya. Ada yang menyebut bila kepergian Mou akan membuat sepi dari biasanya ramai akan siulan kontroversi. Nyatanya, di kompetisi yang keras, Premier League seakan sepi dari ocehan-ocehan Mou yang dikenal pedas dan juga menyakitkan.

Mourinho juga dikenal sebagai sosok dengan kepribadian yang kuat. Dia hebat dan mampu memanfaatkan segala yang ada di sekitarnya untuk mencapai tujuan yang ia inginkan. Bahkan iapun beranggapan sudah ditakdirkan sebagai penakluk sejati dunia sepak bola modern. Kekalahan Real 0-5 dari Barcelona di El Clasico edisi pertama musim 2010/11 tidak jua membuat Mou jera atas segala ucapan dan tindakannya selama ini. Dia tetap arogan dalam dirinya yang tidak mengenal kerendahan hati itu. Dalam suatu wawancara dengan televisi Spanyol, Mou pernah berkata, " Dalam 100 tahun, Barcelona baru meraih satu kali juara Eropa, sementara saya hanya dalam tiga tahun sudah juara. Lalu apa yang perlu saya pelajari dari mereka? " sebuah ucapan dari sosok yang punya ketangguhan diri yang luar biasa.

Karena itu, la lengua no tiene pelo, bahwa lidah itu tak bertulang. Mou bisa mengucapkan apa saja sepanjang apa yang dia inginkan. Kecerdasan linguistika ala pria kelahiran Setubal ini pula yang memantik reaksi keras Johan Cruyff. Legenda Belanda dan Barcelona ini menyebut sifat arogan dari Mou tidak pantas ditiru. " Mourinho tira: Pep no pica ". Cruyff menegaskan bahwa sebuah pertandingan tidak semata-mata perihal kalah atau menang, tetapi juga harus mampu mentransfer kerja keras, kerendahan hati, sopan santun dan rasa hormat pada tim lawan.

Dasar Mou, sifat ketidak rendahan hati yang dimilikinya itu justru malah disyukuri oleh yang bersangkutan. " Saya bersyukur kepada Tuhan, karena tidak diberikan kerendahan hati. Apa pasal? Karena hal itu tidak akan membantu kualitas hidup Anda " jelas Mourinho seperti dilansir Tribalfootball. Ada suatu nilai dari ucapan yang sangat menyombongkan diri itu, bila kerendahan hati tidak akan membawa pada suatu keberhasilan. Ucapan yang benar-benar berkesan sombong.

" Saya tinggal dan bekerja di dunia di mana Anda tidak dapat memaparkan pemikiran Anda, karena Anda tak akan pernah bisa mengatakan yang sebenarnya. Namun saya tak ingin menjadi orang yang munafik, tidak juga menjadi seorang diplomat "

" Saya sangat menyadari kemampuan saya karena itu penting. Dan saya sangat suka bekerja dengan orang yang sepaham dengan pemikiran saya ini. Karena dengan begitu (tak membandingkan diri dengan orang lain) maka kami akan sama-sama tangguh. Dan dengan begitu pula maka kami percaya kami punya kualitas terbaik yang tak seorangpun bisa mengalahkan kami " demikian paparan filosofi dari seorang Jose Mourinho.

Masih dalam konteks saat Barca melumat pasukan ibukota. Di sana ada sosok Josep Guardiola yang dengan segala kesantunannya mencoba memberi "pelajaran" pada Mou untuk menghargai sebuah kemenangan dan bagaimana merayakannya. Pep, demikian Guardiola disapa, tak menunjukkan arogansi pada Mou meskipun dia pernah dipermalukan Inter bersama Mou di semifinal Liga Champions 2010 lalu. Walaupun demikian, semua cermin kesantunan yang dihadapkan pada Mou tidak akan merubah pendirian sang Portuguese tersebut. Dia akan cerdas dalam sifatnya. Dia akan besar dengan segala tindak-tanduknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun