Mohon tunggu...
Gita
Gita Mohon Tunggu... Penulis - konten kreator

suka dunia olahraga

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Mampukah Kevin/Marcus Pecahkan 4 PR Sulit dari Endo/Watanabe?

17 Maret 2020   06:21 Diperbarui: 17 Maret 2020   14:44 1940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kekalahan The Minions atas Endo/Watanabe pada final All England 2020 memang bikin badminton lovers patah hati. Soalnya Kevin Sanjaya dan Markus Gideon yang ketinggalan 18-21 di set pertama mampu bangkit memenangkan set kedua dengan skor  21-12. Di set ketiga mereka sempat unggul 19-18 tapi akhirnya menyerah dengan skor 19-21.

Dalam wawancara seusai final, Gideon berkata bahwa ia bersyukur atas hasil final tahun ini. Soalnya tahun lalu memang The Minions kalah di babak penyisihan pertama dari duet Tiongkok, Liu C / Zhang N.

Gideon berkata bahwa ia dan Kevin sudah main baik di final, tapi Endo/Watanabe main bagus sekali. Sebelum final, Endo/Watanabe asal Jepang ini bahkan belum pernah kehilangan satu game pun. 

Gideon juga memuji pertahanan rapi dan spekulasi Endo/Watanabe di akhir pertandingan. Memang benar, menurut duet komentator siaran langsung final itu, biasanya lawan-lawan Minions bertahan saja sambil menunggu kesempatan menyerang.

Nah, Endo/Watanabe justru berani menanggapi serangan bertubi-tubi Kevin/Markus dengan berani juga menyerang. 

Rekor Kevin/Markus melawan Endo/Watanabe memang bikin badminton lovers rajin menyeka air mata dengan tisu. Kekalahan the Minions di final All England di Birmingham ini membuat rekor delapan pertemuan terakhir menjadi 2-6 untuk Endo/Watanabe.

Sebelum final All England, the Minions hanya mampu menang dua kali dari tujuh tujuh pertemuan terakhir atas duet senior-junior Negeri Sakura itu.

Ini catatannya:

  • Ajang French Open 2018, Kevin/Marcus menang atas Endo/Watanabe 21-14, 22-20.
  • Turnamen Hong Kong Open 2018, the Minions unggul  21-14, 21-15 atas Endo/Watanabe.
  • Pada Kejuaraan Asia, Kevin/Marcus kalah telak dengan skor 18-21, 3-21.
  • Ajang Thailand Open 2019, Kevin/Marcus sempat imbang sebelum tumbang, 17-21, 21-19, 14-21.
  • Pada Hong Kong Open 2019, Kevin/Marcus unggul duluan tapi nangis belakangan,  21-16, 14-21, 20-22.
  • Kejuaraan BWF World Tour Finals 2019 fase grup, Kevin/Marcus lagi-lagi kalah dalam drama tiga set, 11-21, 21-14, 11-21.
  • Ajang BWF World Tour Finals 2019 babak penyisihan, Kevin/Marcus identik keok dalam drama tiga set, 11-21, 21-15, 10-21.

Menurut pengamatan saya saat nonton final All England 2020, ini beberapa PR sulit dari Endo/Watanabe untuk Kevin/Marcus

1. Strategi Buat Capek Lawan

Endo/Watanabe pertahanannya tidak gampang ditembus. Marcus/Kevin harus berkali-kali jumping smash untuk dapat poin. Di set pertama, kelihatan strategi Endo/Watanabe adalah buat capek Kevin/Marcus yang rajin smash. Dipadu dengan kesabaran dalam bertahan, akhirnya Endo/Watanabe unggul dengan skor tipis 18-21. Duo Jepang ini memang jitu strateginya buat capek lawan.

2. Pukulan Bertahan Jadi Serangan

Dalam banyak kesempatan, Endo/Watanabe mengubah pukulan bertahan jadi serangan ke pertahanan Marcus/Kevin. Biasanya pukulan itu diarahkan ke sisi kosong Gideon di daerah belakang saat ia berdiri di belakang Kevin. Gideon bahkan sampai terbang-terbang mengejar kok.

Sudah gitu, pukulan bertahan Endo/Watanabe tipis-tipis menyasar garis atau tipis menyeberangi net sehingga sulit mengembalikan dengan baik.

3. Simpan tenaga

Saya curiga, Endo/Watanabe sengaja lepas set kedua setelah Kevin/Marcus unggul di awal. Mending simpan tenaga untuk set ketiga, mungkin itu strategi duo maut Jepang ini. Berhasil! Set ketiga Marcus/Kevin lemas di awal sehingga Duet Sakura bersuka cita. Set ketiga skor 19-21.

Coba perhatikan dua kekalahan The Minions di BWF World Tour Finals 2019. Di fase grup, Kevin/Marcus kalah di set ketiga 11-21 dan di babak penyisihan, Kevin/Marcus juga kalah di set terakhir 10-21. Sepertinya set ketiga selalu jadi momok Kevin/Marcus saat lawan Endo/Watanabe.

4. Ketenangan Endo

Endo sempat jadi target serangan Kevin/Marcus. Tapi dia tenang dan santai saja. Maklum, Endo pemain senior. Ia kelahiran 1986. Endo adalah generasi sepantaran Mohammad Aksan (lahir 1987).

 Endo sudah aktif bermain badminton pro sejak 2010 dengan partner Kenichi Hayakawa. Tahun 2018, ia ganti berduet dengan Yuta Watanabe, kelahiran 1997. Endo berhasil membimbing Yuta dengan ketenangan dan pengalamannya.

Nah, Endo bukan pemain muda yang bisa dengan mudah terpancing "ketengilan" Kevin. Lalu, mau diganggu pakai cara apa lagi ya? 

Itulah empat PR sulit dari Endo/Watanabe bagi Kevin/Marcus. Kayaknya sih, the Minions harus banyak lihat video pertandingan duo Jepang ini dengan pemain-pemain lain, juga dengan mereka sendiri. Mungkin akan ketemu kelemahan ganda putra andalan Jepang ini.

Selain itu, ya tingkatkan stamina dan variasi permainan. Maju terus bulu tangkis Indonesia. Hormat untuk Endo/Watanabe yang memang layak dapat pujian BL lovers. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun