Mohon tunggu...
Ari Ginanjar
Ari Ginanjar Mohon Tunggu... -

Pegawai Swasta.. Suka Bola, futsal, politik dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kepalsuan AHWA Makin Nyata

11 Juli 2015   23:12 Diperbarui: 11 Juli 2015   23:12 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan sang keponakan ini pulalah yang menyebut sang paman (Gus Mus) sebagai salah satu calon anggota AHWA bersama 38 nama lain. Mungkin perlu dikonfirmasi ke yang bersangkutan, apakah pemunculan nama pamannya sendiri telah seizin beliau langsung atau juga asal catut nama. Untuk kali ini, dugan patut diarahkan ke yang pertama.

Apa ada yang salah, dengan ulah si ponakan menyebutkan nama pamannya sendiri. Ya tidak. Boleh saja, namanya juga usaha. Tapi apa yang pantas? Apa itu tidak malah menunjukkan ambisi keluarga? Ah, jangan ber-suudzon…..

Katib Aam PBNU, KH. Malik Madani kepada Harian Bangsa memberikan konfirmasi. Ternyata Rapat tersebut hanyalah sebatas rapat konsultasi. Bahkan beliau menyatakan munculnya 39 nama tersebut bukan muncul dari rapat serius. Nah, loh….

Memang ketidakseriusan rapat sangat terlihat dari status rapat yang disebut sebagai “Rapat Gabungan Syuriyyah dan Mustasyar” (Ini bisa menjadi rekor baru di NU, setelah adanya Munas tanpa dibarengi Konbes) dan kepesertaan rapat itu sendiri yang sangat minim. Mari kita coba kuak absensinya.
Dari jajaran Mustasyar, nama yang disebut hadir adalah KH. Khotibul Umam, KH. Nasaruddin Umar, KH. Ridwan Lubis, KH. Syatibi Syarwani. Cuma empat nama dari 19 nama anggota Mustasyar PBNU, kurang dari seperempatnya.

Dari jajaran syuriyyah, selain tentu ada Katib Syuriyyah Yahya Tsaquf, terdapat KH. Ahmad Ishomuddin (yang pernah ‘sukses’ berduet dengan Yahya Tsaquf memimpin Munas pemaksaan Ahwa 14 Juni), KH. Masdar F. Masudi, KH. Machasin, KH. Mujib Qolyubi, KH. Solahudin Al-Ayyubi dan KH. Malik Madani, yang kemudian menyebut rapat tersebut sebatas bersifat konsultatif. Total terdapat hanya 7 nama dari 24 nama jajaran syuriyyah PBNU. Kurang dari sepertiganya.
Lalu bagaimana legitimasi rapat itu? Apakah itu dapat disebut sebagai hasil usulan PBNU? PBNU yang mana? Atau faksi PBNU yang sebelah mana? Kok pengurus lain tidak ada? Sangat mengundang pertanyaan untuk mengorek motif apa di baliknya? Kita tunggu penjelasan atau bantahannya kalau akan ada.

Ulah Nusron

Menariknya adalah sebagian besar nama-nama tersebut tidaklah berbeda jauh dengan nama-nama calon anggota AHWA usulan Nusron Wahid yang direlease tidak lama setelah Munas janggal tanpa Konbes berlangsung. Bedanya kalau Nusron menyebut 20 nama calon anggota AHWA dengan suka-suka, maka kali ini dimunculkan 39 nama. Bukan bermaksud meremehkan nama-nama yang dimunculkan, tapi proses pemunculannya ini yang patut dipertanyakan dan ‘mengandung umpan’.

Lagian, apa ‘pangkat’nya Nusron waktu itu kok tiba-tiba menguulkan 20 nama untuk jadi calon anggota AHWA (GP Ansor Usulkan Nama-nama Kiai Sepuh untuk Memilih Rais 'Aam Syuriyah). Ketua Umum GP Ansor? Iya memang ia adalah Ketua Umum Ansor hasil Kongres Surabaya yang sudah menjadi rahasia umum sarat dengan politik uang. Tapi apa wewenangnya Ansor mengusulkan nama-nama dan mau mengendalikan syuriyyah? Toh kalau itu atas nama Pimpinan Pusat GP Ansor, apa sudah melalui mekanisme yang benar?

Ternyata menurut informasi yang bisa dicross chek, tidak ada mekanisme organisasi yang ditempuh entah pleno ataupun tingkatan di atasnya yang memutuskan hal itu. Artinya, 20 nama adalah usulan dari seorang Nusron, bukan official merupakan usulan PP GP Ansor. Tapi ya namanya usul boleh saja, tapi semangatnya yang ‘45’ itu patut diduga motifnya. Beredar kabar, dia sangat bermambisi menjadi sekjen PBNU. Silahkan dikonfirmasi.

Untuk diingat, Nusron ini secara terang-terangan adalah pendukung berat Gus Mus untuk menduduki Rois Aam kembali. Bahkan dukungan itu dalam berbagai kesempatan forum dan media, dilakukan secara mambabi buta karena diwarnai kekurangajaran dengan merendahkan/meremehkan tokoh lain.

Maka tidak mengherankan bahwa ini semacam tik-tok alias saling umpan saja, antara Nusron dan Yahya Tsaquf yang sama-sama pengusung Gus Mus sebagai Rois Aam. Satunya atas nama PP GP Ansor mengusulkan 20 nama, sedang satunya memanfaatkan posisinya di syuriyyah untuk turut mengusulkan 39 nama calon anggota AHWA. Sementara nama-namanya itu-itu saja, demi mengegolkan sang Rois Aam idaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun