saat suatu hari kubuka mata, kulihat hijaunya rumput tepi danau menyeruak
surya merah jingga mengintip bersama sang cakrawala dari balik pepohonan
menepis segala rasa ragu dalam palung jiwa, kali ini ada yang berbeda
begitu anggun dan elok menyambut menghapus kelabu tanpa ragu
sejak kulihat saat pertama lonceng pagi datang bersenandung layaknya rupawan
cahaya mudamu bagai lukisan ilahi yang tiada terperi
aku sungguh tak rela jika mendung dan badai mengubur cahaya pagimu
dalam hangat dan sejukmu, sang langit begitu terpana olehmu
dan aku mulai terpukau, terhanyut bersamamu tanpa kau tahu
indahmu begitu mempesonaku hingga aku tak mampu berkata-kata lagi..
tak sadar aku jatuh dalam hening hati yang tertawan olehmu… pagi..
dari sudut matamu terlihat keraguan yg berpendar
menggelitik rasa ingin tahuku yang kian membuncah
adakah pemilik sinarmu..pagi?
ingin rasanya aku menghabiskan waktu hanya bersamamu..
ingin berbagi kisah hidup denganmu namun riuh debur angin dekatiku
membangunkanku dari fatamorgana merah jambu
Aku sedih saat kamu kembali ke peraduanmu bersama embun.. pagi..
Berusaha bangkit dari dukaku, buka mata,
dan lihat.. kenyataan itu tak selamanya indah
Tiada yang salah
kamu benar..jadi lanjutkan petualanganmu
tak akan ku ganggu kamu, mungkin aku hanya terlalu berharap
Jaga dirilah kamu, aku harus pergi…kurasa ini waktunya kita jauh.
meski dalam hati aku takkan sanggup pergi
Jika suatu saat nanti kamu terluka, aku bersedia menghapus lukamu
Bila esok kamu sakit, dengan senang hati akan kuobati laramu
tapi jangan terlalu dalam hilang dari pandanganku, karna aku masih butuh kamu.. pagi..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H