Assalamu’alaikum wr. wb.
alhamdulillah wa syukurillah masih diberikan nikmat yang luar biasa dari Allah S.W.T mulai dari nikmat bernafas, melihat, dsb.
oke izinkan saya menuliskan resume olimpisme yang ke 11 mengenai Workshop Ketrampilan Fasilitasi Dalam Penanaman Olimpisme
WORKSHOP KETRAMPILAN FASILITASI DALAM PENANAMANOLIMPISME
TUJUAN WORKSHOP
Meningkatkan wawasan dan kompetensi para mahasiswa sebagai calonFasilitator dalam hal :
a. Kemampuan merencanakan dan mengembangkan program pelatihan/fasilitasipenanaman nilai-nilai Olimpisme sesuai kebutuhan dengan berbagai latar belakang peserta.
b. Mampu mensosialisasi & memfasilitasi program penanaman nilai-nilai Olimpismesecara efektif sesuai prinsip dan konsep belajar-mengajar /fasilitasi yang tepat dan efektif
Lingkup Materi WORKSHOP
1. Pentingnya saling mengenal dalam proses penanaman olimpisme
2. Memahami teori/ konsep proses belajar-mengajar
3. Peran fasilitator dalam proses belajar-mengajar/Fasilitasi
4. Tahapan proses fasilitasi & penerapan model Bloom (4F)
Saling Mengenal Antar Peserta Sangat Penting Dalam Proses Penanaman Nilai-Nilai Olimpisme, Kerena :
1. Keterbukaan akan mempermudah proses belajar
2. Suasana Informal menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan lebih produktif
3. Mengenal seseorang adalah bentuk dari penghargaaan terhadap orang lain.
4. Semakin banyak link atau jalur yang akan mempermudah kita di masa depan
Pengertian Belajar – Mengajar
Proses untuk mengubah perilaku, melalui aktifitas / kegiatan yang dapat menambah, mengubah,mengembangkan:
§ PENGETAHUAN (Knowledge)
§ KETRAMPILAN (Skill)
§ SIKAP (Attitude)
Dua Konsep Dasar Dalam Pendekatan Belajar – Mengajar Berdasarkan Objek/peserta
a. PAEDAGOGI
Ilmu dan Seni Dalam Mengajar Anak
b. ANDRAGOGI
Ilmu dan Seni Dalam Membantu Orang Dewasa Belajar
Terminologi :
Paid : Anak
Andr : Orang Dewasa
Agogos : Membimbing / Memimpin
Dua Konsep Dasar Dalam Pendekatan Belajar – Mengajar Berdasarkan Prosesnya
a. “CONCEPTUAL LEARNING”
lebih menitik beratkan pada pemahaman filosofis/ konsep/nilai dari materi pelajaran yang di berikan
b. “EXPERIENTIAL LEARNING”
lebih menitik beratkan pada proses pemberian pengalaman nyata (fasilitasi), dengan harapan materi pelajaran yang diberikan dapat segera di pahami dan di terapkan dalam kehidupan sehari hari
Makna dan peran Fasilitator
Dalam konteks belajar-mengajar menggunakan metode/fasilitasisimulasi/experiential learning, pengajar lebih tepat disebut sebagai FASILITATOR, karena fungsinya “HANYA” pemberi informasi dan pemudah terjadinya proses belajar-mengajar
Di sisi lain, seorang FASILITATOR mempunyai tugas lebih menantang dari sekedar menyampaikan materi, yaitu MERENCANAKAN & MEMBANGUN situasi kelas yang kondusif, serta MEMBIMBING & MEMOTIVASI warga belajar agar selalu siap melakukan perubahan positif.
Bagaimana Fasilitator Memposisikan Diri
1. Menjadi bagian dari warga belajar (audiens)
2. Menciptakan iklim belajar-mengajar
3. Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap proses
4. Menyadari kelebihan-kekurangan dirinya di antara warga belajar
5. Mampu melihat permasalahan dan memecahkannya
6. Mengerti perasaan orang lain lewat pengamatan
7. Mempunyai kemampuan untuk mempersuasi orang lain
8. Optimis dan punya itikad baik
9. Terbuka “Open mind”
TAHAPAN PROSES FASILITASI
1. Proses Tee-Up, yakni memberikan Instruksi/penjelasan/prosedur secara rinci untuk melaksanakan simulasi
Catatan : Bukan menjelaskantujuan/poin belajar
2.Debriefing, yakni pembahasan/penjelasan makna simulasi melalui diskusi interaktif, dimana diharapkan peserta sendiri yang lebih aktif dalam mengambil kesimpulan dari proses simulasi.
Catatan : Debriefing biasanya dilakukan pada akhir simulasi, namun bila diperlukan dapat dilakukan pada tengah simulasi (miss: peserta belum mampu menyelesaikan simulasi, sesuai waktu yang dialokasikan)
BEBERAPA LARANGAN !!!
1.Melakukan penilaian terhadap jawaban peserta atau perilaku peserta pada saat kegiatan. Refleksi harus bersifat netral, tidak berisi penilaian benar dan salah
Semua aktivitas dalam experiential learning bertujuan untuk memunculkan perilaku, baik yang mendukung sukses maupun yang menghambat sukses. Apapun yang dilakukan peserta adalah sebuah kontribusi untuk proses pembelajaran
2.Menggunakan kalimat seperti ini : “Sebaiknya anda……; Seharusnya anda………”
3. Memberikan petunjuk sesuai keinginan fasilitator, karena proses belajar harus datang dari ungkapan dan pemahaman peserta terhadap kegiatan
4. Ikut mempermalukan peserta bila dia diperolok-olek peserta lain.Sangat disarankan fasilitator menetralisasi situasi itu.
Kesimpulan
Mungkin untuk menjadi seorang fasilitator bukanlah hal yang mudah, tetapi bukan hal yang tidak mungkin untuk dilakukan Karen hal seperti ini hanya butuh pembiasaan, tidak perlu tegang dan memahami betul materi yang akan dibawakannya. Jadi mari kita berlatih selagi masih bisa dan masih ada waktu untuk mncobanya, Karen hal ini tidak merugikan, bahkan menguntungkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI