Mohon tunggu...
muhammad arif zulmi
muhammad arif zulmi Mohon Tunggu... -

hallo nama saya arif dan saya berumur 18 tahun dan saya sekarang sedang berkuliah di UNJ pendidikan matematika.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Workshop Ketrampilan Fasilitasi Dalam Penanaman Olimpisme

9 November 2013   20:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:23 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Assalamu’alaikum wr. wb.

alhamdulillah wa syukurillah masih diberikan nikmat yang luar biasa dari Allah S.W.T mulai dari nikmat bernafas, melihat, dsb.

oke izinkan saya menuliskan resume olimpisme yang ke 11 mengenai Workshop Ketrampilan Fasilitasi Dalam Penanaman Olimpisme

WORKSHOP KETRAMPILAN FASILITASI DALAM PENANAMANOLIMPISME

TUJUAN WORKSHOP

Meningkatkan wawasan dan kompetensi para mahasiswa sebagai calonFasilitator dalam hal :

a. Kemampuan merencanakan dan mengembangkan program pelatihan/fasilitasipenanaman nilai-nilai Olimpisme sesuai kebutuhan dengan berbagai latar belakang peserta.

b. Mampu mensosialisasi & memfasilitasi program penanaman nilai-nilai Olimpismesecara efektif sesuai prinsip dan konsep belajar-mengajar /fasilitasi yang tepat dan efektif

Lingkup Materi WORKSHOP

1. Pentingnya saling mengenal dalam proses penanaman olimpisme

2. Memahami teori/ konsep proses belajar-mengajar

3. Peran fasilitator dalam proses belajar-mengajar/Fasilitasi

4. Tahapan proses fasilitasi & penerapan model Bloom (4F)

Saling Mengenal Antar Peserta Sangat Penting Dalam Proses Penanaman Nilai-Nilai Olimpisme, Kerena :

1. Keterbukaan akan mempermudah proses belajar

2. Suasana Informal menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan lebih produktif

3. Mengenal seseorang adalah bentuk dari penghargaaan terhadap orang lain.

4. Semakin banyak link atau jalur yang akan mempermudah kita di masa depan

Pengertian Belajar – Mengajar

Proses untuk mengubah perilaku, melalui aktifitas / kegiatan yang dapat menambah, mengubah,mengembangkan:

§ PENGETAHUAN (Knowledge)

§ KETRAMPILAN (Skill)

§ SIKAP (Attitude)

Dua Konsep Dasar Dalam Pendekatan Belajar – Mengajar Berdasarkan Objek/peserta

a. PAEDAGOGI

Ilmu dan Seni Dalam Mengajar Anak

b. ANDRAGOGI

Ilmu dan Seni Dalam Membantu Orang Dewasa Belajar

Terminologi :

Paid : Anak

Andr : Orang Dewasa

Agogos : Membimbing / Memimpin

Dua Konsep Dasar Dalam Pendekatan Belajar – Mengajar Berdasarkan Prosesnya

a. “CONCEPTUAL LEARNING”

lebih menitik beratkan pada pemahaman filosofis/ konsep/nilai dari materi pelajaran yang di berikan

b. “EXPERIENTIAL LEARNING”

lebih menitik beratkan pada proses pemberian pengalaman nyata (fasilitasi), dengan harapan materi pelajaran yang diberikan dapat segera di pahami dan di terapkan dalam kehidupan sehari hari

Makna dan peran Fasilitator

Dalam konteks belajar-mengajar menggunakan metode/fasilitasisimulasi/experiential learning, pengajar lebih tepat disebut sebagai FASILITATOR, karena fungsinya “HANYA” pemberi informasi dan pemudah terjadinya proses belajar-mengajar

Di sisi lain, seorang FASILITATOR mempunyai tugas lebih menantang dari sekedar menyampaikan materi, yaitu MERENCANAKAN & MEMBANGUN situasi kelas yang kondusif, serta MEMBIMBING & MEMOTIVASI warga belajar agar selalu siap melakukan perubahan positif.

Bagaimana Fasilitator Memposisikan Diri

1. Menjadi bagian dari warga belajar (audiens)

2. Menciptakan iklim belajar-mengajar

3. Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap proses

4. Menyadari kelebihan-kekurangan dirinya di antara warga belajar

5. Mampu melihat permasalahan dan memecahkannya

6. Mengerti perasaan orang lain lewat pengamatan

7. Mempunyai kemampuan untuk mempersuasi orang lain

8. Optimis dan punya itikad baik

9. Terbuka “Open mind”

TAHAPAN PROSES FASILITASI

1. Proses Tee-Up, yakni memberikan Instruksi/penjelasan/prosedur secara rinci untuk melaksanakan simulasi

Catatan : Bukan menjelaskantujuan/poin belajar

2.Debriefing, yakni pembahasan/penjelasan makna simulasi melalui diskusi interaktif, dimana diharapkan peserta sendiri yang lebih aktif dalam mengambil kesimpulan dari proses simulasi.

Catatan : Debriefing biasanya dilakukan pada akhir simulasi, namun bila diperlukan dapat dilakukan pada tengah simulasi (miss: peserta belum mampu menyelesaikan simulasi, sesuai waktu yang dialokasikan)

BEBERAPA LARANGAN !!!

1.Melakukan penilaian terhadap jawaban peserta atau perilaku peserta pada saat kegiatan. Refleksi harus bersifat netral, tidak berisi penilaian benar dan salah

Semua aktivitas dalam experiential learning bertujuan untuk memunculkan perilaku, baik yang mendukung sukses maupun yang menghambat sukses. Apapun yang dilakukan peserta adalah sebuah kontribusi untuk proses pembelajaran

2.Menggunakan kalimat seperti ini : Sebaiknya anda……; Seharusnya anda………

3.  Memberikan petunjuk sesuai keinginan fasilitator, karena proses belajar harus datang dari ungkapan dan pemahaman peserta terhadap kegiatan

4.  Ikut mempermalukan peserta bila dia diperolok-olek peserta lain.Sangat disarankan fasilitator menetralisasi situasi itu.

Kesimpulan

Mungkin untuk menjadi seorang fasilitator bukanlah hal yang mudah, tetapi bukan hal yang tidak mungkin untuk dilakukan Karen hal seperti ini hanya butuh pembiasaan, tidak perlu tegang dan memahami betul materi yang akan dibawakannya. Jadi mari kita berlatih selagi masih bisa dan masih ada waktu untuk mncobanya, Karen hal ini tidak merugikan, bahkan menguntungkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun