Rasanya seperti sewindu kita tidak ketemu
Aku rindu menyapa kalian di depan pintu, tertawa terbahak menimpali teman yang lucu
Ada jomblo yang dipasang-pasangkan, wajahnya malu-malu
Ada curhatan ibu-ibu yang mengeluhkan waktu rumahnya di penghujung hari
Acara ulang tahun di ruangan bos yang baik hati.
Makan siang di kantin barengan.
Menunggu mobil jemputan.
Presensi pagi sambil lari ngos-ngosan
Tiba-tiba kita begitu berjarak dan susah sekali bertemu
Ruangan sunyi. Selasar sepi.
Meski kita tetap heboh melalui gawai.
Sesekali kita bergiliran jaga. Juga hampa. Satu dua orang ketemu apa enaknya?
Ulang tahun berupa ucapan via WA. Doa-doa berupa copypaste pesan sebelumnya.
Arisan jemputan dikocok lewat aplikasi. Â Mobil jemputannya malah sudah lama berhenti.
Rumah terlihat itu-itu saja. Bekerja diselingi sarapan atau makan siang.
Atau menjemur baju.
Atau menahan rasa mengajari anak yang tak bisa-bisa.
Saat rapat mematikan speaker takut kedengaran celotehan istri di sampingnya.
Waktu bekerja yang tak semestinya.
Rapat melewati jam makan malam. Â Wajah istri buram.
Karena menghabiskan waktu di depan layar. Â Anak harus sabar.
Dijanjikan jalan-jalan setelah Ashar. Â Tetap saja hingga malam merayap rapat belum kelar
Rasanya sudah rindu. Memakai baju dan celana rapi. Â Bukan baju dasi dipadu celana hawai.
Presensi memang repot di ruangan lagi.  Tak bisa  sambil bangun pagi.
Berdesakan di kereta api. Â Naik jemputan lagi. Â Polusi lagi.
Saat anak pulas sudah pergi. Â Tiba di rumah anak tidur lagi.
Ya, sudah. Â Kita tak bisa memilih sesuka hati. Â Tugas kita menikmati.
Tangerang Selatan, 23 November 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H