Hujan di awal November serupa tukang tagih utang kartu
Setia datang menagihku membayar janji
Padahal kau tahu kita sudah sama-sama tidak menepati
Kita sudah asyik bercengkerama memainkan cinta sendiri-sendiri
Meninggalkan hujan awal November saat kita menggores rindu pertama kaliTapi hujan ini selalu memaksaku menengokmu
Melewati buliran-buliran gerimis yang mendatangkan cerita
Ada cinta, ada rindu dan sekaligus pilu
Ada harap di matamu sekaligus ketakutan imajiku
Lalu waktu yang mulai menggenapkan rasa hampa
Kita mulai pelan-pelan merasa terluka
Meski aku tahu, kau dan aku sama-sama berusaha tak ingin lupaHujan di awal November ini
Aku kembali mengajakmu bertemu
Meski hanya lewat memoriku
Tangerang Selatan, 1 November 2020, Hujan di Siang Hari
Puisi terkait : Menengok Mantan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H