Saat sudah tinggal di Malang, Yu Kunir yang saat ini menjadi guru menyuratiku dari Kampung.
Tahukah kamu, Is. Kampung kita mendadak geger karena kepergianmu. Â Tapi kali ini Simbokmu merasa bangga denganmu. Â Simbokmu juga sudah lancar menjawab pertanyaan orang mengapa beliau merelakanmu kehilangan peluang kawin dan sekolah yang sepertinya tidak berguna. Â
Kau tahu apa jawaban Simbokmu, Is? Simbokmu menjawab dengan pasti. Â "Anakku akan mendapatkan laki-laki yang lebih baik lagi."
Berbanggalah dengan simbokmu, Is.Â
Tentu saja Aku bangga. Â Rasanya aku ingin meninggalkan Malang sekarang juga kalau aku tidak ingat aku punya cita-cita. Â Cita-cita yang harus kuperjuangkan.
Catatan:
Mbah Kung = Kakek
Mbah Putri = Nenek
PGA-4Tahun = Sekolah Pendidikan Guru Agama setingkat SMP. Dilanjutkan PGA-6Tahun setingkat SMA.Â
Tangerang Selatan 13 Agustus 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H